Episode -18- Pertarungan Kedua Dengan Pemimpin Iblis

368 57 11
                                    

Melangkah perlahan, Naoko keluar dari kawasan ramai ke arah pinggir hutan di arah timur kota Asakusa. Sepanjang perjalanan, dia terus mendengar lonceng pengingat berbunyi dengan alarm berbahaya.

Sebenarnya, walaupun dia tidak diperingatkan oleh lonceng itu, dia sudah tahu jika Kibutsuji mengikutinya. Ada jarak dari mereka dan Naoko terlihat tidak terganggu sedikitpun jika melihat dari belakang. Tapi, andai Kibutsuji memandang Naoko dari depan maka dia akan menemukan tatapan dingin yang membekukan tubuhnya.

Tapi, untung saja dia berada dibelakang Naoko dan menjaga jarak cukup jauh.

Saat langkah mereka membawa diri semakin menjauh dari pusat kota, keduanya berhenti bersamaan di area sepi yang gelap. Tidak diketahui dimana itu.

Naoko menutup payung merah dan menetralkan emosinya dalam satu tarikan napas. Perlahan dia berbalik badan dan tersenyum, senyum lembut yang mengerikan dimata Kibutsuji Muzan.

"Konbanwa. Kon'ya wa tsuki ga kirei desu ne?" (Malam ini bulannya indah ya?)

Naoko sedikit mendongak menatap bulan yang bersinar terang tepat diatas kepalanya. Kibutsuji hanya diam, dia berjalan keluar dari bayang-bayang bangunan untuk menampakkan wujud tampan yang memikat seorang iblis itu.

Mata merah plum itu terlihat marah, warna gelap juga menghiasi wajah bagian atasnya. Kuku hitam panjang tumbuh di kesepuluh jarinya yang kurus. Kulit yang pucat tertutupi oleh kemeja putih dan jas hitam.

Naoko memandang dengan santai, matanya sedikit menyipit dari biasanya. Dia sedikit membungkuk saat memberikan salam.

"Katakan yang sesungguhnya, kau siapa?"

Kibutsuji Muzan tidak menjawab ucapan selamat malam Naoko, melainkan langsung bertanya dengan nada marah yang kental. Matanya menyala dengan menakutkan seperti ingin memakan Naoko sekarang juga.

Naoko tidak terganggu dengan pandangan tajam itu, dia tertawa ringan dan diam-diam mengambil katana dibelakang punggungnya.

"Aduhai~ tuan yang baik hati. Kenapa pertanyaan Anda terdengar sangat sensitif? Apakah saya yang rendah ini melakukan kesalahan kepada Anda hingga membuat Anda yang baik hati ini marah?"

Nada bicaranya terdengar tenang, sedikit senyum menghiasi bibirnya. Kibutsuji merasakan kepalanya seperti di sengat oleh sesuatu mendengar Naoko yang terlihat bercanda. Dia mengerutkan keningnya dengan kesal, matanya yang merah plum menatap Naoko dengan penuh kemarahan.

"Jawab saja pertanyaan ku. Jangan membantah"

Tekanan gelap langsung menguat mengelilingi udara saat Kibutsuji mengucapkan kalimat penuh penekanan itu pada Naoko. Udara terasa semakin dingin dan berat, membuat kesulitan bernapas.

Tapi ...

"Oh? Apakah tuan yang baik hati mengancam saya yang rendah ini?"

Naoko balas mengeluarkan aura Miko miliknya dan melawan aura gelap Kibutsuji dengan ganas. Aura putih seperti kabut disertai bintik-bintik emas bersinar melahap aura Kibutsuji yang mencoba mendekati Naoko.

"Sebenarnya saya tidak ingin menggunakan kekerasan jika Anda tidak mengganggu, tapi .... Anda telah mengikuti saya sedari tadi dan mengancam saya dengan alasan yang tidak pasti. Kalau begitu, maafkan sikap saya yang tidak sopan"

Katana putih keluar dari sarungnya dan lebih cepat dari kedipan mata Naoko telah berada didepan Kibutsuji yang terkejut. Gerakan Naoko .. Sangat cepat!

#TRAAANG !!

Kibutsuji menangkis bilah Nagasa menggunakan tangannya dan balas menyerang menggunakan tangan yang lain. Naoko menarik katana dari tangan Kibutsuji dan memotong tangan yang menuju wajahnya dengan satu ayunan.

※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang