Didalam alam bawah sadar, Naoko berdiri diatas air dan tempat yang sama. Salju masih turun dari langit tapi tak ada rasa dingin yang dirasakan Naoko, hanya ada ketenangan dan kosong seperti di kehidupan sebelumnya.
"Anak yang hebat? Chichi-sama, apakah Anda benar-benar mengira Naoko adalah anak yang luar biasa? Tidak ... Justru Naoko adalah anak yang gagal. Naoko tidak dapat melindungi kalian, Naoko tidak dapat menang dari Kibutsuji itu untuk menyelamatkan kalian. Naoko bukan anak yang hebat, Naoko hanya anak payah yang tidak memiliki pijakan yang kokoh. Naoko lemah ... "
Nada suara Naoko lirih dan semakin lirih mencapai bisikan pelan, wajahnya dipenuhi air mata yang mengalir dan mata yang memerah. Lagi-lagi, dia harus kehilangan orang-orang yang sangat dia sayangi, satu persatu hingga tak tersisa siapapun lagi. Hanya dia, sendirian, kesepian, kembali menjadi kosong tanpa isi seperti dulu kala.
Naoko pikir dengan dihidupkannya kembali dirinya di dunia yang berbeda, dia akan bertahan dengan keluarga yang utuh dan bahagia. Tapi, apa yang dia alami berbeda dari apa yang dia harapkan, semuanya tidak sesuai seperti keinginan!
Kenapa??
Apakah Kami-sama tidak mendengarkan doa nya? Atau apakah itu karena garis takdir yang dia miliki adalah terus sendiri? Tapi mengapa?! Dia juga ingin bahagia dengan keluarga kecilnya!
Keluarganya habis pada umur yang sama seperti sebelumnya, sebelas tahun. Entah kenapa, tapi Kami-sama seperti menginginkan Naoko untuk berjuang sendirian. Tanpa dukungan kehangatan dari orang terdekatnya.
KENAPA?!!!
"Jangan frustasi, Naoko"
Suara lembut dan segar terdengar sampai di kedua telinga Naoko, seketika dia berbalik badan dan menatap enam orang yang berdiri sejajar bersama, tersenyum padanya.
Naoko membelalakkan matanya, dia mundur dengan tak percaya dan hampir berteriak. Mereka .... Mereka ...
"Chichi-sama ... Haha-sama .. Anii-sama .. Anee-sama--"
Menangis, Naoko berlari dan berniat memeluk enam orang itu, tapi saat dia mendekat sebuah penghalang tak kasat mata membatasi dirinya dari enam orang yang paling dia cintai.
"Tidak ... Tidak ... Biarkan aku ... Biarkan aku lewat, ku mohon! Ku mohon-- biarkan aku pergi bersama kalian .. Hiks"
Naoko jatuh berlutut, dia sudah tidak dapat menahan kesedihan dalam dirinya lagi dan menangis keras didalam alam bawah sadar itu. Riak air tercipta dibawah kakinya setiap kali Naoko memukul permukaan air yang sekeras lantai.
"Kenapa .. Kalian kembali pergi ... Dari Naoko? Apa karena kalian benci Naoko? Kalian pasti benci dengan Naoko bukan? Benarkan, karena itulah ... Kalian selalu pergi dari Naoko--"
Enam orang itu diam. Mereka menatap Naoko yang begitu histeris karena kembali kehilangan keluarga, untuk yang kedua kalinya. Kouta maju dan berdiri tepat didepan Naoko. Dia berjongkok dan mengelus kepala Naoko dengan lembut.
Kali ini Naoko yang terdiam, dia tidak berkutik dan hanya mengepalkan tangannya, saat gerakan cepat ingin menjangkau tangan Kouta dia ambil, kedua tangan putih Naoko menembus tubuh Kouta begitu saja.
Kenapa dia tidak bisa menyentuh nya? Kenapa!!
"Kami tidak membenci Naoko, kami sayang dengan Naoko. Percayalah, kami sangat menyayangi Naoko--tapi, ini adalah takdir kami. Terimalah kenyataan"
"Berhentilah menangis, Naoko. Kau anak yang hebat, jangan menangis. Teguhkan hatimu dan tataplah kedepan, lalui medan yang sulit dan majulah sampai batas yang kau bisa. Jika perlu, laluilah tembok tinggi yang menghadang mu, lampaui apa yang selama ini kau capai dan jadilah lebih baik lagi!"
![](https://img.wattpad.com/cover/258501876-288-k931344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 World
FanfictionGak ada deskripsi, Hina bingung mau nulis apa 😄 Langsung baca aja deh ya kalo kalian mau. Karya pertama Hina jadi maaf kalo berantakan. Dan karya ini terwujud akibat kebosanan dari seorang pengangguran seperti Hina yang kehidupan nya monoton dan b...