💕 Happy Reading 💕
🌿🌿🌿
Xiao Zhan melangkah limbung dari ruangan bar. Kepalanya berdenyut-denyut. Pusing akibat minuman yang entah berapa botol anggur dia habiskan. Perutnya terasa mual. Sesaat dia hampir berlari ke arah toilet. Muntah sejadi-jadinya di wastafel kamar mandi.
Sesaat kemudian dia keluar setelah mencuci mukanya. Merasakan kepalanya masih pusing bukan main, memaksakan diri berjalan ke tempat dia memarkirkan kendaraan. Setelah berada di parkiran, dengan gerakan kacau dia mencari kunci mobil. Memeriksa setiap kantong baju dan celana. Dia pun segera memasuki mobil setelah membuka kunci.
Xiao Zhan berusaha fokus menatap jalanan sambil meneguk air mineral dari botol. Waktu hampir tengah malam dan dia bingung harus pergi kemana. Pulang ke rumah ayahnya akan semakin menambah kecurigaan disertai rentetan pertanyaan yang akan mencecarnya di keesokan hari.
Terlebih lagi tidak mungkin pulang ke Chenjia. Dalam hati dia bersumpah tidak akan menginjakkan kakinya lagi di rumah itu. Tidak - tanpa tahu kebenaran dari kejadian yang sebenarnya.
Xiao Zhan menggelengkan kepala mengusir rasa pusing. Matanya dipaksakan untuk terus menatap jalanan besar yang semakin membayang. Tangannya memukul kepala berusaha untuk terus sadar.
Dalam keadaan kacau dan tanpa tahu harus kemana, satu tempat terlintas dalam pikirannya. Dia berpikir itu adalah tempat yang tepat dan aman baginya. Dan ingatannya akan sosok yang selalu tersenyum dan selalu membuatnya semangat membayang di pelupuk matanya.
Tanpa berpikir lagi, dia memutar kemudinya ke kawasan Huangpu. Tujuannya satu.
Apartemen Sunshine Garden.
Waktu menunjukkan jam sebelas malam, sewaktu terdengar ketukan keras di pintu apartemen, membuat Yangyang melangkah malas menuju ruang tamu.
Beruntung dia belum tidur dan masih memelototi layar ponselnya diatas tempat tidur. Sesaat mendengarkan ketukan yang terus menerus di pintu depan. Sedikit mendecak dia beranjak keluar kamar.
"Siapa yang datang malam-malam begini?" dia menggerutu, tangannya bergerak membuka kunci.
Matanya seketika melebar melihat sosok manis yang berdiri di ambang pintu.
"Zhan?"
Xiao Zhan menyeringai putus asa, wajah penuh kesedihan, sorot mata merah. Dia melangkah mendekat dan mengalungkan lengan ke leher Yangyang.
"Apa tawaranmu masih berlaku? Aku akan menemanimu selama disini," gumamnya parau.
Yangyang mengernyit tak percaya, ditambah dia mencium bau alkohol dari tubuh Xiao Zhan.
"Kau mabuk, Zhan," Yangyang menarik Xiao Zhan masuk dan menutup pintu.
Xiao Zhan menggelengkan kepala.
"Aku tidak mabuk, Yangyang. Aku masih bisa melihatmu dengan jelas," wajahnya mendekat.
Hidung mereka bersentuhan. Yangyang berusaha menahan diri dan memapah Xiao Zhan ke sofa panjang. Dia membaringkan Xiao Zhan dan membenarkan posisi kepala memakai bantal sofa.
Kedua lengan Xiao Zhan dengan cepat kembali merangkul lehernya.
"Jangan tinggalkan aku..."
"Ada apa denganmu, Zhan?"
Yangyang menahan kedua tangan diantara leher Xiao Zhan. Muka mereka berdekatan sampai bisa merasakan nafas masing-masing.
Xiao Zhan menatap wajah tampan di atasnya dengan sayu, mata itu sedikit berkaca-kaca. Dia memaksakan diri membentuk sebuah senyuman, terlihat getir - dan galau.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓑𝓮𝓽𝔀𝓮𝓮𝓷 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓲𝓷𝓮𝓼 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 2][ᴇɴᴅ]
Romance𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒇𝒓𝒐𝒎 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒔 𝑰𝒎𝒑𝒍𝒊𝒆𝒅 𝒃𝒚 𝑨𝑹 𝒀𝒊𝒛𝒉𝒂𝒏 Naik turunnya kisah Wang Yibo dan Xiao Zhan, kesalahpahaman dan kepercayaan yang diuji. Xiao Zhan harus menerima kenyataan bahwa dirinya mencintai orang lain disaat terpisah d...