Implied 2 ~ 25

577 89 7
                                    

💕 Happy Reading 💕

🌿🌿🌿

Di jalanan yang padat, dipenuhi mobil yang saling mendahului serta suara klakson yang bersahutan, Wang Haoxuan mengemudikan mobilnya dengan santai. Tujuannya tentu saja ke gedung pernikahan kakaknya. Sesekali dia terjebak kemacetan walaupun tidak lama.

Tangannya terulur menyalakan audio mobil dan musik alternatif yang cukup kencang mulai terdengar. Dia pun kembali menerobos jalanan melewati satu dua mobil.

Sesekali sudut matanya melirik ke sebelahnya dimana seorang pemuda duduk di jok penumpang. Melihat pemuda itu bergerak gelisah, sudut bibirnya terangkat. Seolah menikmati kegelisahan yang dirasakan penumpangnya.

“Kau tidak bisa lebih cepat?” pemuda itu bersuara dan mencoba mengusap dahinya yang berkeringat dingin.

“Santai saja. Pernikahan itu tidak akan terjadi tanpa kehadiranku,” sahut Haoxuan kalem.

Pemuda yang kembali mengusap wajahnya kembali terdiam dan menatap ke depan. Dalam hati dia berharap semuanya berjalan lancar.

Di dalam gedung Victory Hall.

Acara pernikahan pun hanya dalam beberapa menit lagi akan masuk ke acara utama. Semua tamu sudah kembali duduk.

Tuan Xiao dan direktur Zhu duduk di barisan paling depan.

Xiao Zhan duduk di kursi baris kedua bersama Yangyang. Sesaat dia menatap sosok tampan yang berdiri di altar pernikahan dengan dandanan yang luar biasa memukau. Dalam pikirannya berkelebat bayangan keduanya waktu di gereja Milan.

Tanpa sadar dia meremas tangan Yangyang yang daritadi memeganginya.

Yangyang reflek menoleh, melihat pemuda itu terlihat tegang serta tatapan yang terlalu sulit untuk dibaca. Dia tahu kalau Xiao Zhan pasti merasakan kecamuk yang luar biasa dalam batinnya. Dia hanya berharap dengan menyalurkan kelembutan lewat pegangannya akan sedikit membantu hati Xiao Zhan lebih tenang.

Yangyang mengusap-usap punggung tangan Xiao Zhan. Saat pemuda itu menoleh, dia memberikan senyumnya yang membuat Xiao Zhan balas tersenyum tipis.

Wang Yibo berdiri mematung di sisi altar. Pandangan lurus ke depan ke sepanjang karpet merah yang bertabur bunga. Dia seolah melihat sosok yang dicintainya berjalan mendekat, sosok yang senyumannya senantiasa membuat hidupnya begitu berwarna.

Dalam tampilan putih yang memukau, bak malaikat yang turun ke bumi. Begitu bersinar, menampilkan keanggunan yang tidak bisa dilukiskan. Dirinya merasa begitu bahagia, kebahagiaan yang hampir tidak pernah dia bayangkan begitu memenuhi hatinya yang berbunga.

Sosok itu tersenyum sangat manis, begitu indah. Entah pelukis mana yang mampu menuangkan keindahan sesempurna itu. Bahkan dirinya seakan berada di alam lain, merasakan perasaannya melayang seolah ada tarikan kuat yang membawa serta jiwanya.

“Tuan Wang?” suara pendeta memanggilnya pelan. Sedikit heran melihat calon pengantin pria itu hanya berdiri terpaku dengan pandangan lurus dan mata yang sedikit berkaca-kaca.

Wang Yibo tersadar mendapati tepukan pelan di pundak. Dia tersenyum pada tuan Huang yang berdiri di sampingnya. Sedikit menunduk jarinya bergerak mengusap sudut mata yang basah.

Kembali mengalihkan pandangan setelah mengatur emosinya sendiri. Matanya kini menatap Alina yang berdiri dengan jarak satu meter di depannya. Memakai gaun putih panjang sambil memegang satu buket bunga putih di tangannya.

Xiao Zhan yang melihat kondisi Wang Yibo seolah ikut merasakan perasaan emosional yang dialami pemuda itu. Bahkan dia sendiri seakan melihat bayangan dirinya yang berjalan menghampiri altar, bertemu muka dengan kekasih yang dicintainya untuk mengikat satu ikatan dalam kehidupan mereka.

𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓑𝓮𝓽𝔀𝓮𝓮𝓷 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓲𝓷𝓮𝓼 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 2][ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang