Chapter 8

2.3K 188 31
                                    

Ujung jarimu, Lotin harummu
Kau menyentuh hatiku yang kering
Tatapanmu seperti warna biru lautan
Jatuhkan tubuhmu kedalam ombak yang menyegarkan.

iKon - Only You



Hyunsuk menggertakan giginya kesal, mencoba berkali kali menghubungi anak buahnya yang tempo hari ia suruh mencari Informasi Yoshi. Namun bahkan tiga hari berlalu belum ada tanda tanda perintahnya di laksanakan

Alhasil jadwal meetingnya hampir berantakan sebab Hyunsuk sama sekali tak bisa mengusir bayang bayang wajah Yoshi dari pikirannya

Moodnya tiba tiba turun menjadi begitu buruk, setiap hari yang ada di pikirannya hanya satu "Apa yang terjadi pada Yoshi?"

Sempat ingin menelfon Junkyu namun adiknya itu sama sekali tak menjawab, bahkan menelfon balik pun tidak

Presentasi yang seharusnya mampu menggaet Projek 1.5 Miliyar bahkan hampir ia gagalkan hanya karena rasa Khawatir pada Yoshi

Yang notabenenya adalah Sugar babby nya saja, ya hanya sebatas itu. Lantas mengapa ia sampai se khawatir ini? CK, membingungkan

"Jadi bagaimana tuan dengan penawaran kerja sama kami?" Hyunsuk yang sedang melamun, mengerjap beberapa kali. Pandangannya teralih kembali pada Mr. Stuart, pemilik perusahaan cukup besar di Amerika

Dia memijit pangkal Hidungnya pusing "Maaf Mr apa bisa kita lanjutkan besok? Anda bisa mengirim Filenya ke sekertaris saya. Saya merasa kurang enak badan."

Mr. Stuart mengangguk pelan, membereskan kembali File File miliknya kemudian menunduk basa basi "Tak apa, istirahatlah dahulu. Masih banyak waktu untuk membicarakan ini."

Pria Kaya itu mengangguk, mengantar Mr. Stuart hingga ke depan pintu. Setelahnya ia menghempaskan tubuh lemas ke atas kursi

"Kau sakit? Butuh sesuatu?" Netranya melirik malas pada Jihoon, Sekertarisnya itu duduk di kursi tepat di depan dirinya

Hyunsuk menumpu kepala Diatas meja menggunakan tangan, perasaan itu benar benar tidak nyaman. Antara sesak, khawatir serta tidak tahu harus berbuat apa. Seperti tahu tujuan namun tidak tahu bagaimana cara sampai ke tujuan itu, Hyunsuk bingung pada perasaan semacam ini

"Aku ingin pulang ke Korea," Gumamnya tanpa sadar, wajahnya tenggelam diantara lipatan tangan

Hampir menangis jika saja dia tak menahannya, tak mau Jihoon melihat sisi lain dirinya. Sisi Hyunsuk yang faktanya memiliki perasaan semacam ini

"Bisakah kau keluar? Tinggalkan aku sendiri," Pintanya pelan, Jihoon mengerutkan alis. Menarik nafas dalam, lalu tanpa kata keluar dari ruangan Hyunsuk

Sementara pria itu masih saja di posisi yang sama, dia mengibaskan tangan di depan wajah. Menghalau air mata turun sejak tadi

Drrt Drrt

Getaran ponselnya membuat dia terduduk tegak, meraih benda tipis persegi di dalam saku jas cepat

"Dengan Tuan Hyunsuk?" Alisnya berkedut bingung, suara ini suara teman Adiknya. Yang satunya itu tapi Hyunsuk tidak tahu siapa namanya

Tubuhnya maju mendekat kearah meja, tatapan mata menajam "Iya saya kenapa?"

"Yoshi kecelakaan, dia sudah dirawat tiga hari di rumah sakit. Mungkin Informasi saya ini tidak terlalu penting, tapi rasanya bagaimanapun saya harus memberitahu hal ini."

Otak Hyunsuk rasanya berhenti bekerja, ponselnya jatuh bebas dari genggaman "H-hah?" Sesuatu mengalir dari kedua matanya

Mengusap tetesan air mata di Pipi, lalu menunduk sembari memegangi dada sendiri "Aneh, kenapa aku menangis? Sesak! Disini sangat sesak."

Perasaan asing yang tak pernah Hyunsuk rasakan selama Dua puluh tujuh tahun hidupnya, bahkan ia lupa. Kapan terakhir kali ia menangis?

"Yoshi ...... Apa yang kau punya sampai bisa membuatku begini?"
(Gak sadar ya Cuk? Pelet Ochi tuh terlalu tajem, ngaku aja deh. Udah jatuh cinta kan? Hayoo!)

___________

Mobil hitam itu terus melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan lengang kota, sudah pukul Dua Belas malam Namun tak ada tanda tanda mobil itu akan berhenti

Meski nyatanya kantung mata Cukup tebal ditambah lagi nafas tersenggal menahan tangis tanpa suara

Mobilnya terparkir kasar sejurus dengan pintu dibuka tidak sabaran, kakinya memacu kencang masuk semakin dalam ke bangunan bercat putih di depan

Tanpa perlu repot bertanya pada Penjaga di Lobi, dia berlari semakin kencang tepat di depan salah satu ruangan VIP di ujung rumah sakit


Mengatur nafas sejenak, dia berjongkok berdiri hendak mengetuk namun Haruto lebih dulu keluar dari sana

"Bagaimana Yoshi?" Dia bertanya tanpa sadar sedikit berteriak, memegang kedua bahu Haruto dengan tatapan gelisah serta Khawatir yang bisa Haruto tangkap jelas

Menghela nafas, Haruto membuka pintu ruangan cukup lebar. Menampakkan Yoshi Diatas Kursi Roda hanya memandang kosong ke luar jendela "Dia masih Syok, kakinya Lumpuh semenara. Beruntung tulang tidak sampai tembus keluar kulit, semenjak sadar. Dia lebih memilih menghabiskan waktu dengan memandang keluar jendela, aku dan orang tuanya sama sekali tak bisa membuatnya bicara. Oh ya yang menyerang Yoshi adalah adik dari kekasihmu."


Dahi Hyunsuk mengerut dalam, mencoba memahami kata terakhir yang di ucapkan Haruto "Kekasih? Tapi aku tidak punya kekasih."

"Aku tidak tahu, cepatlah masuk. Orang tua Yoshi sudah pulang, aku sengaja agar mereka tidak tahu kau kesini." Haruto menarik diri agar tidak menghalangi Pintu masuk

Hyunsuk mengangguk "Terima Kasih." Kemudian tergesa gesa masuk ke dalam ruangan

Mengepalkan tangan dengan air mata tertahan, dia berdiri di hadapan Yoshi "Hai." Sapanya pelan, Namun Yoshi tak menyahut sama sekali. Melirik pun tidak

Tangannya terangkat mengelus kepala Yoshi lembut, menariknya perlahan hingga kepala Yoshi bersandar di perutnya. Masih dengan mengelus tengkuk Yang lebih muda

Keduanya sama sama Diam, Hyunsuk yang masih betah mengelus tengkuk Yoshi yang bersandar di Perutnya. Sedangkan Yoshi memejamkan mata menikmati rasa Nyaman yang tiba tiba melingkupinya begitu saja

Tangannya menghentak Hyunsuk semakin mendekat padanya, memeluk paha Hyunsuk ketika rasa nyaman itu semakin menyapa dirinya


"Aku Lumpuh," Bisikan lirih Yoshi membuat Hyunsuk menahan nafas, melepas pelukan Yoshi lalu berjongkok di depan yang lebih muda

Tersenyum manis seraya mendaratkan kecupan hangat di kening Yoshi "Hanya untuk sementara, bertahanlah untukku oke?"

Yoshi tersenyum tipis, mengelus wajah Hyunsuk di depannya. Memajukan wajah dengan mata terpejam, mengetahui apa yang akan terjadi Hyunsuk ikut memejamkan mata sedikit membuka Bibir ketika benda basah dan hangat menyapa disana

Kecupan lama tanpa Lumatan, tanpa nafsu sama sekali. Kecupan yang bahkan terasa lebih Lembut daripada sebuah kapas apalagi Awan, lebih manis daripada Chocopie kesukaan pengasuh sejak kecilnya

Bahkan berkali kali lipat lebih mendebarkan daripada Sex yang hampir setiap kali mereka lakukan jika bertemu

Hyunsuk tidak tahu Ciuman bisa se menyenangkan ini, dia juga Baru tahu jatuh cinta ternyata terasa seperti berjalan Diatas bunga warna warni di sore yang indah

Perasaan yang menyenangkan.
















Tbc

Fuck With Me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang