Sweatheart

1.4K 116 24
                                    

"Mau apa kamu kesini?!" Ucapan ketus Hyunsuk lagi lagi menyapa Yoshi sehabis pulang kerja, niat hati ingin menghilangkan penat dengan memeluk Istrinya yang tengah mengandung itu. Tetapi sudah seminggu ini Hyunsuk selalu bersikap Ketus jika di dekatnya

Percayalah mereka tak bertengkar sama sekali, tidak ada juga Sekertaris seksi di depan ruang kerja. Yoshi mencoba mengerti barangkali ini hanya bawaan Anaknya di dalam perut, huh tak apa Yoshi akan mengalah

"Aku hanya mengambil pakaian Sayang, panggil aku kalau butuh sesuatu." Bahkan Istrinya itu menghindar tiap kali ia ingin menyentuhnya. Tak apa, sungguh! Yoshi sabar kok

Seminggu ini juga Yoshi rela tidur di sofa ruang tamu, di temani secangkir kopi dan setumpuk berkas oleh oleh dari kantor

Pernah ia bertanya pada Dokter mengapa Hyunsuk Seperti ini, tapi Dokter bilang ini hal yang wajar. Hah mau tidak mau, nyaman tidak nyaman Yoshi bertahan di Sofa ruang tamu

"Tuan saya pamit pulang, jam kerja saya sudah habis." Yoshi mengangkat wajah, mengangguk pelan ketika Asisten yang ia pekerjakan pamit pulang "Ya. Terimakasih."

Tubuhnya bersandar lelah di Sofa, serasa kepalanya hampir meledak dengan banyaknya berkas juga sikap istrinya yang tak juga mulai membaik

"Hahh, apa ini sebuah karma? Karena aku sering melakukannya dengan Hyunsuk bahkan sebelum kita menikah." Bergumam sendirian lalu mulai meregangkan tubuh

Lampu kamar dia dan Hyunsuk sudah padam, itu artinya Hyunsuk sudah tidur. Mencoba terpejam mengabaikan pekerjaannya. Ayolah, Yoshi sangat lelah

Mungkin baru saja tiga puluh menit memasuki dunia mimpi, tangisan Hyunsuk membuatnya refleks kembali terbangun. Panik ketika melihat Istrinya duduk di lantai semari menautkan tangan mereka berdua

Yoshi menarik Hyunsuk agar duduk di sampingnya, masih belum mau melakukan skinsip lebih Intens takutnya Hyunsuk malah marah-marah Seperti kemarin

"Kamu kenapa?" Dia hanya bisa menatap Khawatir meski tangan begitu gatal ingin merengkuh Istri tercintanya

Tangisan Hyunsuk makin kencang, bajunya sudah basah sedemikian rupa "Maafkan Aku."

Aduh Yoshi bingung kalau begini "Kenapa minta maaf sayang hmm? Kau tak melakukan kesalahan apapun."

Hyunsuk cemberut, maju memeluk Yoshi dengan wajah tenggelam di dada Suaminya "Aku menyebalkan ya akhir akhir ini? Masa kamu hampir satu Minggu tidur di Sofa." Menangis lagi sampai Yoshi bisa merasakan jelas bahunya yang bergetar

Yoshi Tertawa kecil, mencubit Hidung Hyunsuk yang memerah begitu gemas "Tak apa, aku mengerti lebih baik sekarang tidur lagi Oke?"

Istrinya menggeleng, menengadah mengecup bibir Yoshi dengan mata berkaca-kaca "Tapi kamu memaafkan aku kan?"

Aish! Yoshi lemah, Yoshi tidak kuat, Hyunsuk benar benar Indah sekarang "Tentu saja. Aku memaafkanmu."

Hyunsuk mengusapkan pipinya ke dada Yoshi "Ayo Tidur."

Hahh, orang yang sedang hamil itu kadang memang Meresahkan.

_________________

"Yoshi?" Lelaki dengan perut membuncit itu mengintip kecil dari balik Pintu, punggung suaminya nampak Tegap dan fokus menyelesaikan pekerjaannya

Kursi itu terputar, terlihat jelas kantung mata mulai menebal dari Pria Pujaannya meski di barengi senyum merekah Namun Hyunsuk juga tahu Yoshi sedang kelelahan "Butuh sesuatu?"

Hyunsuk menggeleng, berjalan pelan sembari memegangi perutnya mendekati Yoshi. Dia mengelus lembut kepala Yoshi, di sandarkan di perut Buncitnya "Kamu pasti lelah."

Tangan suaminya terangkat pelan, berakhir memeluk Hyunsuk begitu nyaman sesekali mengecup perutnya "Kamu tidak boleh terlalu banyak berdiri, Ayo duduk."

Hyunsuk bersandar nyaman di bahu Yoshi, rasanya sudah lama sekali tidak bermanjaan berdua begini bersama Yoshi "Sejujurnya, aku sedikit takut." Tangan pendeknya menyelip masuk ke sela sela jari Yoshi

"Kenapa?" Yoshi berbisik, juga mengecup kening Istrinya sayang

"Bagaimana nasib anak kita nanti? Maksudku dia terlahir dari laki laki, dia bisa saja di Olok Olok di sekolahnya, mungkin juga kita salah mengambil langkah saat merawatnya. Bagaimanapun seorang perempuan lebih di butuhkan anak kita ketimbang Diriku."

"Kenapa bicara begitu?" Yoshi menangkup wajah Sang Istri, menatapnya penuh dengan kelembutan "Jika dari awal kamu sudah menyerah, bagaimana kita tahu itu berjalan baik atau tidak."

Jika boleh mengatakan, ketakutan Yoshi sama besarnya dengan Hyunsuk. Takut anaknya nanti malah membenci mereka Karena tak terlahir di keluarga seperti orang lain, takut lingkungan tidak menerimanya

"Aku takut." Hyunsuk mulai menangis, bahunya bergetar. Menutup wajahnya sendiri dalam pelukan Yoshi

"Kita bisa hadapi bersama." Istrinya menengadah, mengecup singkat ujung bibir Yoshi "Aku mencintaimu."

"Aku lebih Mencintaimu."

Tepat setelah pernyataan mereka, Hyunsuk mengerang kesakitan. Memegangi perutnya juga sedikit mencengkeram tangan Yoshi

"Kita ke rumah sakit ya?"

Dunia serasa berputar ketika melihat tubuh istrinya masuk ke dalam ruang Operasi, salah satu resiko kehamilan Hyunsuk ia tak bisa melahirkannya secara Normal. Harus melalu jalan Operasi atau kalau di paksakan malah akan membahayakan Hyunsuk dan Calon bayi mereka

Yoshi hanya bisa menunggu Resah di depan ruang Operasi, bahkan ketika Junkyu dan Taeyong datang terburu-buru ke hadapan dirinya "Bagaimana Kakak Yosh?"

"Masih belum." Padahal sudah hampir tiga jam Lampu Ruang operasi menyala, Jantung Yoshi benar benar tidak bisa tenang barang sedetik. Detakkannya menggema di lorong sepi rumah sakit

"Bu!" Untuk saat ini dia benar benar butuh pelukan hangat Ibunya, menghilangkan sedikit keresahan dalam dekapan Ibunya adalah pilihan terbaik

"Hyunsuk pasti baik baik saja, dia Lelaki yang kuat Hmm? Putra Ibu sudah tua ya, sudah mau jadi Ayah." Perkataan Sang Ibu menyelipkan tawa Ringan diantara hembus nafas khawatir Yoshi

Menghapus jejak air mata, Yoshi mengangkat wajah. Terlihat jelas Rona kebahagiaan bercampur Haru manakala suara tangisan Bayi menyapa telinganya

Lampu ruang Operasi padam seiring Dokter Doyoung keluar dengan wajah berseri, di pelukannya makhluk tampan dengan Bibir kecil juga mata indah yang masih tertutup seolah memberikan Yoshi satu lagi alasan mengapa ia bahagia

"Bayinya Laki Laki dan Sehat, Istri anda sedang Beristirahat dia lelaki yang luar biasa mampu melewati semua Proses dengan lancar. Selamat Tuan, keluarga kecil yang selama ini anda harapkan akhirnya terwujud." Sang dokter Tersenyum sopan, membiarkan Ayahnya melihat Bayi Mungil yang masih enggan membuka mata

"Bu, aku jadi Ayah." Yoshi benar benar tak bisa membendung air matanya, ia menoel sedikit kulit Halus Putranya

Ibunya menepuk punggung Yoshi pelan, putranya Dewasa begitu cepat. Rasanya baru kemarin menyuapi Yoshi yang masih merengek ingin makan Kimbab tapi sekarang ia sudah menjadi Nenek. Ahh mungkin besok dia bisa pamer pada Ibu Ibu Komplek memang mereka saja yang bisa punya Cucu

"Sudah punya nama?"

"Tentu. Kanemoto Yosuke."












Fuck With Me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang