-----------------------------------------------------------
Yuk, sebelum membaca jangan lupa follow bagi yang belum, jangan lupa juga untuk memberikan vote dan komentarnya. Terimakasih
-----------------------------------------------------------
• E N J O Y •
Taehyung menepuk–nepuk perutnya yang terasa penuh sebab makan terlalu banyak saat pergi keluar tadi. Haneul yang mengajaknya pergi ke Myeong–dong untuk mencari jajanan kaki lima, dan dia yang membeli banyak makanan, tetapi Taehyung yang menghabiskan hampir semua makanannya.
Taehyung yang tak biasa makan banyak dipaksa untuk melahap semua yang telah dibeli oleh sang istri. Meski wajahnya sudah memelas pada Haneul, tapi tetap saja wanitanya itu tak memberi kesempatan padanya untuk berhenti mengunyah dan makan.
Di perjalanan pulang pun, Taehyung menghela nafas terus menerus. Terlalu kenyang membuatnya mengantuk, dan membuatnya sulit bernafas. Sedangkan sang istri hanya terkekeh di belakangnya.
"Lepas dulu helm–mu baru masuk," kata Haneul pada Taehyung yang seakan lupa kalau alat pelindung kepala masih terpasang di kepalanya dan malah bergegas masuk.
"Astaga, Sayang ...." Taehyung berbalik sambil berusaha membuka helmnya. "Aku malas sekali meski hanya membuka helm ini."
Haneul yang berjalan mendahului tertawa pelan dan berujar, "Maaf, ya, aku memang ingin membeli semua makanannya, tapi tidak bernafsu untuk memakannya. Hanya beli saja."
"Tanggung jawab. Aku jadi mengantuk dan malas," keluh Taehyung. Dia berjalan lebih cepat hingga sudah berada di depan istrinya dan kemudian masuk kamar lebih dulu.
Di sofa Taehyung mendudukkan dirinya. Kepalanya bersandar dan kakinya dinaikkan ke atas meja. Perutnya masih ditepuk–tepuk pelan, dan berkali–kali menghela nafas.
"Kalau mengantuk ya tidur saja, Taehyung." Haneul melepas tasnya, meletakkannya sesuai tempat, kemudian melepas jaket tebalnya dan merapikannya di tempat gantungan baju. Sesekali matanya memperhatikan Taehyung yang menutup mata dengan mulut yang menganga.
"Taehyung," panggilnya lagi dan kini mendekati suaminya itu.
Taehyung hanya bergumam, tapi matanya langsung terbuka begitu pipinya merasakan bibir sang istri.
"Kalau kekenyangan sulit tidur, Sayang," ujar Taehyung dengan lembut.
"Ya sudah, besok weekend, kita tidak usah tidur saja. Bagaimana?"
Taehyung menggeleng. Tidak tidur semalaman adalah ide buruk. Lagipula, mana mungkin dia mengizinkan Haneul yang sedang mengandung untuk tidak tidur. Waktu tidur Haneul terpotong karena harus bolak–balik ke kamar mandi saja, Taehyung rasanya takut sekali kalau keesokan harinya sang istri akan sakit, apalagi kalau sampai tidak tidur.
"Jangan mengarang. Ini sudah jam setengah sepuluh, hanya tinggal setengah jam lagi menuju waktu tidurmu. Bersih–bersih, ganti bajumu, minum susu karena tadi belum 'kan? Lalu naik ke tempat tidur dan pejamkan mata. Jangan berharap untuk begadang. Mengerti?"
Haneul menghembuskan nafasnya. Raut wajahnya menunjukkan kekesalan tapi dia mengangguk, menuruti apa kata suaminya.
"Tapi maaf, ya?" Haneul menyandarkan kepalanya pada dada Taehyung. "Mungkin aku keterlaluan membuatmu sampai kekenyangan begini."
Taehyung mengusap lengan istrinya. Memberi kecupan pada pucuk kepala Haneul dan menjawab, "Agak aneh, sih. Tapi kalau yang tadi itu bagian dari mengidam, tak apa. Aku menikmati meski perutku rasanya hampir meledak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionMereka bersatu karena sebuah ikatan perjodohan. Tak ada yang dapat menolak permintaan itu. Mereka sama-sama tidak saling mencintai. Tapi wanita berusia 24 tahun ini selalu berusaha untuk menumbuhkan rasa cintanya kepada sang suami. Tapi, semuanya te...