-----------------------------------------------------------
Yuk, sebelum membaca, follow dulu bagi yang belum. Jangan lupa memberikan vote dan komentarnya. Terimakasih.
-----------------------------------------------------------• E N J O Y •
Tn. Lee mulai memahami apa yang dijelaskan Taehyung pasal banyaknya orang yang berjaga di rumahnya. Awalnta Tn. dan Ny. Lee kebingungan, saat esok harinya dan pukul tiga sore mereka pulang, sudah banyak pria berbadan besar, awalnya mereka kira itu orang jahat, tapi ternyata tidak. Tn. Lee juga berniat memarahi Taehyung yang menurutnya sembarangan memyewa orang, tapi baru saja Taehyung bercerita, amarah Tn. Lee mereda.
Tapi tentu saja Tn. dan Ny. Lee terkejut tentang teror yang dilakukan wanita asing kemarin.
"Kami merasa tidak punya musuh atau masalah dengan orang lain," kata Ny. Lee yang tampak khawatir.
Haneul bersandar pada lengan Taehyung, ia sama khawatirnya dengan kedua orang tuanya.
"Yah, Bu, Tae yang akan mengurus ini semua. Untuk sementara, biar saja orang sewaan Taehyung tetap berjaga di rumah ini," ujar Taehyung. Pria ini bukan tidak khawatir, tapi kalau ia memperlihatkan rasa khawatirnya, itu malah akan membuat istri dan mertuanya tambah tak tenang.
Bisa dibilang, harapan mereka saat ini ya Taehyung.
"Kau punya rival, Tae?" tanya Tn. Lee setelah meminum teh hangatnya.
Taehyung menggeleng. "Tidak ada, Yah."
Kemudian, mata elang Tn. Lee beralih pada Haneul yang tak pernah lepas dari Taehyung sejak tadi.
"Tidak punya, Yah." Haneul menyahut, ia peka terhadap tatapan yang dilayangkan sang ayah.
"Ayah akan lapor pada polisi," ucap Tn. Lee tapi langsung ditentang oleh Taehyung. "Jangan dulu, Yah. Kita tidak tau siapa orang yang meneror, bisa jadi peneror itu bukan orang biasa, mungkin dia salah satu 'kelompok' berbahaya. Tae takut saja mereka tau Ayah akan melaporkan masalah ini lalu malah akan semakin rumit. Kita tidak tau apa yang akan mereka lakukan selanjutnya."
Tn. Lee tampak berpikir sejenak, kemudian menyandarkan punggungnya pada sofa, memijat pangkal hidunya lalu mendengus pelan. Menurutnya, masalah ini cukup besar karena mengancam keselamatan keluarganya. Terlebih lagi anak tersayangnya, Haneul.
"Kalian tinggal sementar di sini tak apa? Bukan apa-apa, Ibu takut kalau Haneul nanti terlalu sering kau tinggal sendiri di rumah, Tae," ujar Ny. Lee yang terlihat sangat memohon.
Taehyung mengangguk lalu tersenyum. "Iya, Bu. Kami akan di sini sementara."
"Dan tolong kirim juga orang untuk menjaga orang tuamu, Tae," titah Tn. Lee dan langsung diangguki oleh Taehyung.
"Ayah dan Ibu kalau pergi harus ditemani salah satu orang yang berjaga di luar."
*****
"Kenapa hujan terus, sih," gerutu Haneul yang duduk di lantai menghadap ke arah luar.
Sore ini hujan, tapi tak terlalu deras dan tidak ada kilatan petir. Langit juga tak terlalu gelap. Tak semenyeramkan hujan kemarin malam.
"Di situ dingin."
Haneul langsung menoleh melihat Taehyung yang baru masuk dengan secangkir kopinya kemudian meletakkannya di meja tempat meletakkan figura di dekat sofa.
"Hujannya tak deras," kata Haneul.
"Kau masih berani melihat ke arah luar saat hujan-hujan begini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionMereka bersatu karena sebuah ikatan perjodohan. Tak ada yang dapat menolak permintaan itu. Mereka sama-sama tidak saling mencintai. Tapi wanita berusia 24 tahun ini selalu berusaha untuk menumbuhkan rasa cintanya kepada sang suami. Tapi, semuanya te...