-----------------------------------------------------------
• E N J O Y •
Haneul mendengar suara langkah kaki tak jauh darinya, dan itu pasti Taehyung. Buru-buru ia pergi setelah menyiapkan sarapan untuk pria itu. Haneul masih mengingat untuk tidak merusak mood seorang Kim Taehyung, atau Haneul sendiri yang akan kena sasaran dari kemarahan suaminya itu.
Ia melepas apron dan meletakkan di tempatnya. Kemudian berjalan menuju belakang untuk menjemur pakaian lalu membersihkan halaman belakang. Sarapan? Nanti saja setelah Taehyung pergi.
Tapi, baru beberapa langkah Haneul berjalan, Taehyung berbicara, membuat jantung wanita itu bekerja lebih cepat. Ia takut Taehyung marah dan berujung memakinya.
"Siapa yang mengantarku pulang?" tanya Taehyung tanpa basa-basi. Haneul menghela nafas sebentar, kemudian menjawab dengan gugup. "Namjoon dan Seokjin."
Setelah menjawab, Haneul tidak ingin berlam-lama di sana, ia segera mempercepat langkahnya menuju ruang belakang.
Setelah sarapan, Taehyung menghampiri Haneul yang ternyata masih menjemur pakaian. Pria itu berjalan mendekat lalu memegang pundak Haneul secara tiba-tiba.
"Astaga!" Haneul bahkan hampir menjatuhkan celana panjang hitam milik Taehyung, tapi untung saja benda itu masih digenggamannya.
"K-kau butuh sesuatu?" tanya Haneul begitu berbalik dan melihat Taehyung. Pria itu berdiri tepat di depannya, membuat Haneul hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mata elang Taehyung.
Dapat Haneul dengar, suaminya itu menghela nafas dengan kasar. Taehyung juga merogoh saku celana dan mengambil dompetnya. Kemudian, mengeluarkan kartu yang mungkin berisi milyaran won itu kepada Haneul.
Haneul memberanikan diri untuk mendongak, ia bingung dan tak tahu apa maksud Taehyung. Uang yang Taehyung berikan bulan ini masih ada, bulan kemarin juga. Haneul memang hemat.
"Ambil," ucap Taehyung dengan wajah datarnya. "Beli baju bagus dan mahal, sepatu, tas, make up atau apapun itu kebutuhan wanita," ucap Taehyung lagi.
Karena Haneul tak kunjung menerima itu, Taehyung geram. Tangannya terulur dan menarik paksa tangan kanan Haneul sebagai tempat Taehyung meletakkan kartu berwarna hitam miliknya.
"Untuk apa?" tanya Haneul dengan ragu membuat Taehyung berdecak sebal.
"Sudah kubilang, 'kan? Beli seluruh keperluannmu. Terlebih lagi baju, sepatu dan tas. Pastikan barang-barang itu bagus, terlihat elegan dan mahal. Mengerti?" Taehyung menekan kata terakhir di kalimatnya. "Besok kita akan datang ke acara pernikahan Sooya, sepupuku. Jadi, jangan mempermalukanku di sana," lanjutnya.
Haneul mengangguk pasrah, ia tidak bisa menolak permintaan suaminya itu. Detik berikutnya, Taehyung pergi dari sana. Tentu saja untuk pergi bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionMereka bersatu karena sebuah ikatan perjodohan. Tak ada yang dapat menolak permintaan itu. Mereka sama-sama tidak saling mencintai. Tapi wanita berusia 24 tahun ini selalu berusaha untuk menumbuhkan rasa cintanya kepada sang suami. Tapi, semuanya te...