14

20.2K 1.2K 31
                                    

"Dimana rumah, lo?"

"Nanti gue tunjukin jalannya, sekarang lo lurus aja!" balas Abel.

Beberapa menit telah berlalu, mobil Abu pun berhenti di sebuah apartemen.

"Lo tinggal di sini?"

Abel mengangguk singkat, "iya, lo mau mampir?"

"Boleh?"

"Ck, boleh. Lo santai aja kali," ucap Abel kemudian membuka pintu mobil di susul oleh Abu.

Mereka berdua pun sampai di apartemen Abel, ralat maksudnya apartemen Abi dan Abel.

Abel mengetikkan beberapa angka untuk membuka pintu apart.

"Masuk, Bu! Gue ambilin minum dulu," ucap Abel kemudian berlalu meninggalkan Abu di ruang tamu.

"Sorry, cuma ada air putih," ucap Abel dengan meletakkan gelas di meja.

Abu mengangguk singkat, "gak papa, gue lagi haus apa pun bakal gue minum, apa lagi dari lo!"

Abel berdecak pelan mendengar ucapan Abu.

"Gue ke kamar dulu, mau ganti baju, lo santai aja di sini!" pamitnya dan berlalu setelah mendapat anggukan dari Abu.

Selang beberapa menit Abel pun selesai dan kembali ke ruang tamu.

"Lo udah lama tinggal di sini?"

Abel mengangguk singkat, "lumayan, mungkin empat bulanan,"

Abi mengangguk mengerti, "sendiri?"

"Pacaran kok di rumah orang," cibir orang yang baru saja masuk.

"Apasih, lo?" sinis Abel.

"Lo? Tinggal sama Abi?" tanya Abu tak mengerti.

Abel hanya bisa menggigit bibir dalamnya, apa yang harus dia katakan?

"Sebenernya kalian ada hubungan apa?"

"Lo gak mau pulang?" tanya Abel mengalihkan pertanyaan.

"Jawab dulu, Bel. Gue janji gak bakalan bilang sama siapa-siapa!"

"Sebenernya gue udah nikah, Bu!" lirih Abel.

Kaget? Tentu saja Abu sangat kaget. Namun, dia mencoba untuk tetap bersikap biasa saja.

"Sejak kapan?"

"Empat bulan yang lalu," gumamnya.

Abu mengangguk mengerti kemudian menyentuh bahu Abel.

"Gue janji bakalan jaga rahasia ini! Kalo lo mau cerita apa pun sama gue, gue bakalan jadi pendengar yang baik!"

Abel tersenyum singkat, "thank's,"

"Pacaran teros!" ucap Abi yang baru saja keluar dari kamar.

Abel mendelik mendengar sindiran dari Abi.

"Gak usah bikin dosa di sini, jadi cewe ko murahan," sindirnya lagi.

Tangan Abel sudah terkepal, kesabarannya sudah habis.

"Gue pulang dulu, kalo ada apa-apa, lo bisa hubungin gue!" pamit Abu.

"Sekali lagi makasih, Bu!" balas Abel.

Abu mengangguk singkat kemudian berdiri dan berlalu dari sana dengan Abel yang mengantarkan Abu sampai pintu.

"Gue baru tau ternyata ketika gue gak di rumah lo bawa masuk laki-laki, cih, murahan," cibir Abi.

Sudah cukup!

Abel tidak tahan dengan segala tuduhan yang Abi lontarkan padanya.

Dia segera melangkah ke arah Abi.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang