👑 Cintai Aku, Mas! 👑

344 29 3
                                    

Ost. Agnes Monica || Jera

 Agnes Monica || Jera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉

"Del, buka pintunya!" teriakan Mas Al tak kugubris sama sekali.

Biarkan saja ia terus berteriak sampai tenggorokannya kering. Aku tak peduli. Buat apa, toh dia juga gak peduli dengan perasaanku sebagai istrinya. Wong aku saja belum pernah ngerasain bibir dia, bisa-bisanya dia ngasih itu ke wanita lain. Di depan mataku sendiri pula!

Asem bener dah!

Cukup lama aku terduduk di depan pintu dengan penampilan yang jauh dari kata baik. Rambut acak-acakan, mata sembab dengan hidung yang memerah terus saja mengeluarkan cairan bening.

Suara Mas Al tak lagi terdengar. Mungkin ia lelah dan memutuskan untuk tidur di ruang tamu.

Lelah dengan posisi yang terduduk di depan pintu, aku bangkit menuju ranjang kemudian merebahkan tubuhku di sana. Kebiasaanku setelah menangis pasti mengantuk. Perlahan tapi pasti aku pun terlelap dalam mimpi.

🍉🍉

Pagi-pagi sekali aku bangun. Teriakan Mas Al yang begitu nyaring seraya menggebrak pintu membuatku tak bisa kembali mengarungi mimpi. Terpaksa aku harus bangun dan membukakannya pintu.

Aku tak ingin seluruh orang rumah terbangun dan menyumpahiku sebagai istri durhaka.

"Kita pulang pagi ini," ajak Mas Al.

Aku tak menjawabnya. Aku masih kesal lantaran kejadian semalam. Mana fungsinya ia sebagai seorang suami, harusnya ia membujukku bukan malah tetap bersifat cuek. Bullshit memang usahanya mengejarku semalam.

Aku dan Mas Al meninggalkan rumah besar ini pagi sekali, bahkan pemiliknya saja belum bangun dari mimpinya. Pelan-pelan kami melangkahkan kaki, entah untuk apa.

Berjalan biasa pun aku yakin tak ada yang bisa mendengar. Siapa yang akan mendengar langkah kaki kecil kami di rumah yang luasnya seperti Stadion Gelora Bung Karno.

Mas Al segera menghidupkan mobilnya saat kami telah masuk ke dalam. Ia menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah. Melaju pelan di jalanan yang masih sangat sepi. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tentu saja, siapa yang akan mengemudi di suhu udara yang masih begitu dingin.

Pandanganku mengarah ke luar. Menatap pepohonan rindang yang tampak menyeramkan saat tersorot lampu jalan. Mataku yang masih mengantuk berat kembali terpejam.

Aku tertidur dalam posisi yang tak nyaman, kepalaku menyender ke jendela, saat tak sengaja mobil melewati jalan berlubang tentu saja kepalaku akan langsung membentur jendela. Membuatku berkali-kali mencari posisi yang nyaman.

Ah, andai ada boneka hello kittyku, pasti aku bisa langsung tertidur.

Rasa tak nyaman itu langsung hilang saat kurasakan sebuah tangan menggapai tengkukku. Ia lalu menyenderkan kepalaku di bahunya. Bibirku tersenyum, siapa lagi kalau bukan suamiku yang melakukannya.

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang