👑 Rahasia Yang Terbongkar 👑

350 31 1
                                    

Ost. Sammy Simorangkir || Dia

 Sammy Simorangkir || Dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉

Aku menghempaskan tubuh di sofa panjang dengan campuran warna hijau dan merah. Abstrak. Persis seperti hidup sang empunya.

“Napa lo?” Ardan, sang pemilik rumah menghampiriku seraya membawa segelas kopi dan beberapa camilan.

Emang cuma dia yang paling pengertian.

Kuraih gelas dalam genggamannya, “Baik banget sih lo. Tau aja gue mau dateng, jadi enak kan kalok gini,” ucapku seraya menyesapnya perlahan.

Ardan memandangku dengan bibir yang setengah terbuka. Sepersekian detik raut wajahnya langsung berubah. Kecut. Kesel banget keliatannya.

“Anj! Itu kopi terakhir yang gue punya,” geramnya seraya melempar bantal sofa ke arahku.

Dengan mudah aku menghindari hantaman bantal sofa yang melayang ke arahku. Alisku terangkat menatap wajah kesal Ardan.

“Gak usah sok miskin lo. Beli pabrik kopinya aja lo mampu.”

Ia berdecih kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa. Kaos yang dipakainya sedikit tersingkap membuat perut buncitnya nampak menyembul ke luar. Ardan emang gitu, dia gak pernah mempedulikan penampilannya yang lebih mirip gembel daripada anak sultan.

Seringkali aku menyuruhnya untuk memperhatikan penampilannya. Setidaknya supaya ada makhluk bernama wanita yang mau dengannya. Bukan hanya uangnya. Tapi, bukan Ardan namanya jika tak mempunyai seribu satu macam alasan.

“Halah Al-al. Lo yang ganteng, perut kotak-kotak gitu aja masih ditinggalin dan malah milih sama bokap lo yang udah kendor semua, apalagi gue. Udahlah, biar gue tunggu aja perempuan yang bakal terima gue yang kek gini.” Itulah jawaban yang seringkali dilontarkannya saat aku mulai mengomentari penampilannya.

Sobat kampret!

“Ngapain lo ke sini?” tanyanya seraya mengambil cemilan di meja.

Napasku terembus, berat. Seperti  ada beban besar di pundak. Beban yang tercipta karena keegoisanku sendiri. Kegegabahanku justru kini membuatku merasa tertekan.

Kutatap langit-langit dengan lampu gantung mewah di tengahnya. “Gue bingung, Dan. Lama bareng dia, gue ngerasa kekacauan di hati gue kerasa ilang. Gue suka liat senyum, tawa dan keselnya dia.”

“Itu artinya lo udah jatuh cinta sama dia, Al.” Ardan menimpali ucapanku.

Aku menarik napas dalam. Cinta? Entahlah, sejak kehancuran yang aku rasakan semuanya terasa mati. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya aku dulu jatuh cinta pada Anaya. Yang kuingat, aku tertarik padanya karena ketulusannya saat membantu seekor kucing yang tersangkut di sebuah got.

Sejak itu aku mulai melakukan segala cara untuk mendekatinya yang ternyata satu kampus denganku. Semua aku lakukan untuk bisa dekat dengannya hingga tak lama akhirnya aku beranikan diri untuk menyatakan cintaku.

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang