👑 Lanjut Atau Udahan? 👑

346 28 1
                                    

Ost. Pamungkas || To The Bone

 Pamungkas || To The Bone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍉🍉

Pagi ini ada yang berbeda. Gadis dengan piyama tidur yang masih melekat di tubuhnya itu begitu sibuk dengan dapur. Entah makanan jenis apa yang hendak ia hidangkan untuk sarapan.

Seraya mengocok telur, ia berkali-kali menoleh ke arah hapenya. Mengikuti instruksi yang ada di sana. Wajahnya nampak begitu serius. Aku mengamatinya dari meja makan, sesekali tersenyum kecil saat melihat tingkahnya yang kebingungan.

Bukannya tak ingin membantu, tapi ia sendiri yang menolak bantuanku. Ia bilang, ingin belajar menjadi istri yang baik. Salah satunya dengan membuatkan makanan untukku. Padahal, memasak bukan satu-satunya cara untuk menjadi istri yang baik. Masih banyak jalan lain, baik di ranjang misalnya. Eh! Membersihkan ranjang maksudku. Apalagi kalau bukan itu, yang iya-iya aja pikiran kalian pasti.

Cukup lama ia berkutat di sana, hingga terpampanglah wajah lega nan bahagianya. Masakannya telah selesai. Aku menunggu dengan penasaran, seperti apa hasil dari jerih payahnya selama hampir satu jam ini.

Dengan senyum merekah di bibirnya, ia meletakkan hasil masakannya di meja makan.

“Silakan dicicipi hasil masakan selebgram ratusan ribu followers,” ucapnya dengan bangga.

Mulutku sedikit terbuka menatap hasil karyanya yang luar biasa. Dengan garpu di tangan, aku membolak balikan telor dadar yang nampak aesthetic dengan warnanya yang kehitaman. Mungkin lebih tepatnya setengah gosong.

“Saya ingin tahu, seperti apa reaksi para pengikutmu jika melihat hasil masakanmu yang amazing ini,” kataku masih membolak-balikkan telur itu.

Delina mengambil piring itu dengan wajah masamnya. “Gak usah dimakan kalau gak mau,” desisnya.

Aku menahan tangannya saat ia akan membawa telur itu kembali ke dapur. Mengambil piring itu dan menyendokan nasi ke atasnya.

“Saya bukan tipe orang yang tidak tau terima kasih,” ucapku seraya memakan telur dadar yang terasa pahit di lidah.

Gak papa Al, demi Adel!

Dia menarik kursi di sampingku lalu mendudukan bokongnya di sana. Seraya menatapku yang berusaha menelan makanan di depan mata, ia tersenyum. Senyum manis yang mampu membuat rasa pahit di lidah mengabur.

Netranya masih setia memandangiku, hingga dering di hapeku mengalihkan perhatiannya. Menatap layar hapeku yang menyala, sebuah pesan dari Anaya terpampang di sana.

🍉🍉

Aku menutup telinga, menghindari telingaku menjadi bolot karena mendengar omelan yang keluar dari mulut Adelina. Gadis itu tak hentinya mengomel setelah pulang dari sekolah sore tadi. Hingga hari berganti pun ia masih nampak kesal.

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang