👑 Aku Mencintaimu 👑

286 31 4
                                    

Ost. Anneth || Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti

 Anneth || Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉

“Udah lah, lo ngomong aja sama Adelina. Gue liat, hubungan kalian lebih baik belakangan ini.” Nasehat Ardan saat aku bertanya perihal apa yang harus kulakukan dengan perasaan yang terus tumbuh di hati.

Selain tempat menyelesaikan masalah, Ardan juga merangkap sebagai penasehatku. Seringkali aku meminta saran-saran dari laki-laki yang sampai saat ini masih jomblo itu.

“Gue heran deh, Al. Lo apa-apa curhatnya ke gue, berasa jadi emak lo tau gak!”

“Lo kan emang punya jiwa emak-emak berdaster Ar,” sahutku santai sambil memakan cemilan yang tersedia di atas meja.

Your mouth!” Ardan melempar bantal sofa yang langsung mengenai wajahku.

Ardan sialan!

🍉🍉

Sepulang dari rumah Ardan aku mampir ke sebuah toko bunga. Gak tau apa Adelina bakal suka sama bunga mawar pink yang aku belikan. Tadinya mau beli yang warna merah darah, tapi mengingat gadis pecinta warna pink itu jadi berubah haluan.

Tak hanya setangkai mawar pink, aku juga membeli beberapa boneka berbagai warna. Gak tau boneka apaan, bentuknya gak terlalu jelas. Asal ambil aja aku tadi, yang penting boneka. Sekotak es krim strawberry juga tak lupa kubeli. Bisa dimakan bareng sambil nonton drakor nanti.

Semua ini tak lain dan tak bukan adalah ide dari Ardan. Gak tanggung-tanggung, dia bahkan yang mencari daftar drakor romantis yang akan kutonton bersama Delina nanti.

“Malem ini pokoknya lo harus berhasil, Al. Ikutin aja saran gue, dijamin manjur. Gue tunggu kabar baik dari lo besok,” katanya sebelum mengusirku dari rumahnya.

Aku mengambil napas dalam sebelum mengetuk pintu. Kok gugup banget ya? Berasa kayak mau ujian skripsi. Santai, Al. Selow, kamu pasti bisa!

“Del!” panggilku sedikit keras sambil mengetuk pintu.

Agak lama pintu terbuka. Entah, gadis itu lagi ngapain.

Aku berdiri dengan gusar. Jantungku berpacu lebih cepat. Ah, elah. Padahal cuma gini doang tapi gugupnya kayak mau mampus.

Knop pintu berputar disusul dengan munculnya kepala gadis itu. Dia melongok sebelum membuka pintu dengan sempurna.

Aku masuk dengan kedua tangan di belakang. Menyembunyikan apa yang kubawa.

“Buat kamu.” Aku menyodorkan bunga mawar dan boneka itu setelah masuk ke dalam rumah.

Dahinya mengernyit. Sedikit heran menatap apa yang ada di tanganku.

“Kenapa gak diambil? Gak suka?” tanyaku menahan debaran jantung yang terus berlomba.

Gak tau apa kalau tanganku udah keringat dingin. Malah cuma diliatin doang!

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang