👑 Al dan Rindu 👑

332 32 2
                                    

Ost. Stephanie Poetri || I Love You 3000

 Stephanie Poetri || I Love You 3000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉


Pagi ini seperti biasa aku menyiapkan sarapan pagi untukku dan gadis itu. Dua gelas susu serta dua porsi nasi goreng lengkap dengan telor ceploknya telah tersaji di atas meja makan. Hanya satu yang kurang, Adelina.

Sejak bangun tadi, gadis itu seperti menghindariku. Mungkin ia masih kesal dengan jawabanku semalam. Ia memintaku untuk mencintainya seperti aku mencintai Anaya. Hah, ngimpi!

Tidak ada lagi ruang di hatiku untuk mencintai seseorang. Buang-buang waktu.

"Sarapan dulu," ucapku saat ia keluar dari dalam kamar.

Tak ada sahutan. Matanya yang sembab menatapku datar. Aku tahu, sulit untuknya menerima segala kenyataan yang ada. Apalagi jika dia tahu jika pernikahan yang terjadi adalah bagian dari rencanaku. Dia pasti kecewa dan entah, aku tak mau itu terjadi.

Cukup lama dia menatapku sebelum akhirnya memutuskan kontak mata kami lalu bergegas untuk meninggalkan rumah. Aku bangkit dan segera mengejarnya. Gak tau kenapa, tapi aku tidak menyukai jika dia mendiamkanku.

Dia berhenti saat aku berhasil meraih tangannya. "Masih marah sama saya?" tanyaku.

Dia berbalik, perlahan tangannya melepas cekalan tanganku. Dengan kaca-kaca di sudut mata, ia menatapku. "Gak ada hak untuk aku marah, Mas," jawabnya.

Aku tak lagi mengejarnya. Kubiarkan gadis itu pergi meninggalkanku dengan isak tangis yang kembali ke luar dari bibir ranumnya. Mataku menatap pungung berbalut seragam SMA yang semakin menjauh itu. Aku tahu, dia butuh waktu sendiri saat ini.

Dalam sunyi aku menghabiskan sarapanku. Sambil sesekali menatap sepiring nasi goreng yang masih utuh tak tersentuh. Senyum manis gadis itu tiba-tiba terlintas begitu saja di pikiranku. Aku segera mengenyahkan pikiranku yang tiba-tiba melayang padanya.

Harus kuakui, hampir satu bulan hidup bersamanya membuat hariku banyak berubah. Keceriaan yang selalu dia tunjukkan selalu mengingatkanku pada Keyla. Bukan hanya wajahnya yang mirip, tapi sifat cerianya pun sama. Aku seperti melihat Keyla dalam dirinya.

🍉🍉

Segelas penuh jus jeruk nyaris tak tersisa, tapi belum ada sedikit pun tanda dimulainya perbincangan pada siang ini. Napasku terembus pelan, geram menatap pemuda di hadapanku yang terbalut rasa gugup.

Berkali-kali ia membuka lembar demi lembar dalam proposalnya, meneliti kata demi kata yang tersusun di sana. Aku hanya mengamatinya yang tampak takut padaku. Padahal aku hanya memintanya menyerahkan proposal skripsi yang akan diajukannya, bukan ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Bagaimana?" tanyaku ketika ia telah sampai pada lembar terakhir proposal itu.

Dia menyerahkan proposal itu padaku dengan hati-hati. Aku menerimanya lantas mengeceknya. Entah, ini sudah proposal pengajuan skripsi ke berapa yang dibuatnya. Aku menganggukkan kepala membuatnya menghembuskan napas lega.

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang