👑 Hari Pertama Menjadi Istri 👑

384 35 0
                                    

Ost. Christina Perri || Human

Happy reading🌸

Happy reading🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍉🍉

Sinar matahari merambat melalui jendela kamar, membangunkanku dari tidurku yang baru sekejap.

Semalam aku tidak bisa tidur sama sekali. Aku memeluk erat boneka hello kitty yang kubawa dari rumah. Berjam-jam berusaha memejamkan mata, tapi sialnya mataku terus saja terbuka.

Jantungku terus berdetak tak beraturan. Bagaimana tidak! Ini kali pertama aku tidur satu ranjang dengan seorang laki-lai dewasa. Meskipun kami tidur saling membelakangi, tapi dengkuran halus nafas Mas Al masih bisa kudengar.

Sepertinya memang hanya aku yang merasa gugup. Kurasa, ia sudah terbiasa tidur dengan seorang perempuan dalam ranjang yang sama.

Itu sungguh menyakitkan.

Sampai akhirnya, sekitar pukul empat aku baru bisa mengarungi mimpi. Tertidur pulas setelah menyelesaikan novel online yang kubaca malam kemarin. Seringkali aku berhalu tentang hidupku yang akan semulus cerita novel romansa itu. Hidup bahagia bersama seorang pangeran dan saling mencintai hingga rambut kami sama-sama memutih.

Tapi, lihatlah hidupku yang abu-abu ini. Memang sih aku menikah dengan seorang pangeran tampan, tapi sayang sekali sifatnya seperti kutub utara. Jangankan hidup bahagia sampai rambut kami sama-sama memutih, ia masih menemaniku hingga aku menua saja merupakan sebuah keajaiban.

Mataku yang masih terpejam, perlahan terbuka. Indra penciumanku yang tajam mengendus aroma nikmat yang menggoda. Harum masakan bunda.

Kaki rampingku melangkah turun dari ranjang, seraya berlari kecil aku menuju ke tempat di mana aroma ini berasal.

"Bunda masak ap-pa?"

Langkahku terhenti di depan pintu dapur. Mataku membulat menatap siapa yang tengah sibuk memasak di dapur. Gerakan tangannya sangat lincah saat memotong berbagai bahan makanan. Satu per satu bahan yang telah dipotong dimasukkan ke dalam panci yang telah mendidih.

Aroma sup buatanya menyeruak memenuhi udara. Aku memang tidak salah memilih suami. Tak hanya tampan, Mas Al juga pandai memasak.

"Mau sampai kapan kamu berdiri di sana?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatian dari aktivitasnya.

Aku masih bergeming menatap punggungnya. "Aku?"

"Gak ada niatan mau bantuin saya?" tanyanya lagi.

"Ta-tapi, aku gak-"

Mas Al tiba-tiba menyeretku yang masih berdiri di depan pintu. Aku bingung menatap berbagai macam bahan makanan di depanku. Harusnya dulu saat Bunda memintaku untuk membantunya di dapur, aku menurutinya. Bukan malah berpura-pura buang air besar sangat lama. Sekarang, aku bahkan tidak tahu ini akan diapakan.

The Secret Marriage (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang