Ketiga lelaki tampan yang menunggangi kuda tiba-tiba berhenti karena ada beberapa kelompok perampok yang menghadang perjalanan mereka dengan senjata tajam di genggaman mereka, sang pangeran yang memang sedari awal memimpin jalan melihat kelompok tersebut dengan tatapan sulit lalu beralih pada kedua temannya yang menatap mereka datar.
Bukannya terkejut atau menyiapkan posisi untuk berjaga sang pangeran malah terkekeh menghadapi kelompok perampok tersebut yang membuat mereka menatap sang pangeran aneh, kelompok tersebut tiba-tiba mengelilingi mereka dengan tatapan berang.
"Berikan apapun yang kalian punya, cepat!" teriak salah satu kelompok tersebut yang diyakini dialah yang memimpinnya.
Tidak ada jawaban bahkan pergerakan sedikitpun tidak dari mereka bertiga, kedua temannya masih menatap mereka datar sedangkan sang pangeran menatap mereka satu persatu seperti mengamati wajah-wajah kelompok tersebut.
"Aku sudah lelah menghadapi hal yang seperti ini." Ucap salah satu teman sang pangeran yang meskipun laki-laki tapi siapa sangka dia juga mempunyai rupa bak perempuan yang manis.
"Sebenarnya aku juga, kejadian seperti ini sudah kita hadapi berulang kali bahkan seperti makanan kita sehari-harinya." Balas lelaki tampan yang berada disebelah lelaki manis tersebut.
"Benar sekali. Apa menurutmu..." Ucapan lelaki manis tersebut terjeda.
"Heum, fillingku akan dimenangkan oleh pangeran. Bukan filling sih tapi sudah pasti."
Sang pangeran yang mendengar percakapan singkat dari kedua temannya hanya mampu tersenyum tipis bahkan hanya ia yang tahu bahwa ia sedang tersenyum, seakan tidak menyadari keberadaan kelompok perampok tersebut membuat mereka sangat marah.
"Cepat serahkan! apa kalian tidak dengar!?"
"Minggirlah, kami sedang terburu-buru." Akhirnya sang pangeran membuka suara yang berati perintah bahkan perkataannya adalah mutlak, sayangnya hanya kedua temannya saja yang tahu bagaimana sifat pangeran mereka.
Kelompok perampok yang mendengar jawabannya tersebut dibuat marah sehinggap mereka mengeluarkan pedang bahkan pisau dibalik punggung mereka. Kedua teman sang pangeran menatap mereka remeh, mereka berdua beranggapan bahwa kelompok perampok tersebut masih memiliki emosi yang labil.
"Jangan habiskan suaramu hanya untuk berteriak." Ucap sang pangeran.
Salah satu kelompok tersebut berlari mendekati kuda sang pangeran dengan ancang-ancang ingin menebas kepala pangeran tapi pergerakannya terhenti karna tangannya ditepis oleh kaki kuda yang membuat pedangnya jatuh ke tanah.
"Kerja bagus." Pangeran mengelus kepala kudanya yang ia buat untuk menendang tangan perampok tersebut, sang pangeran beralih menatap perampok tersebut yang memegang tangannya yang sakitnya luar biasa bahkan hanya ditendangi kuda saja perampok tersebut sudah mengaduh kesakitan.
Kedua teman pangeran menahan tawa melihat hal tersebut, kuda yang ditunggangi sang pangeran sudah jangan ragukan lagi. Karena, siapapun juga sudah bisa menebak hanya melihat postur tubuh kuda saja sudah paham dengan kekuatan yang dimiliki kuda tersebut, bahkan kuda pangeran saja sudah dilatih selama ini.
"Kalian beruntung karna aku memilih diam, pergilah." Dan satu kalimat yang terlontar dari mulut sang pangeran membuat kedua temannya sedikit ngeri, sedangkan kelompok tersebut malah tersenyum mengejek.
"Apa kalian tidak dengar apa yang pangeran katakan?" teriak lelaki tampan temannya itu.
Mereka dibuat terkejut karna mendengar bahwa orang yang dihadapi mereka adalah seorang pangeran, mereka tidak percaya karna melihat penampilan yang mereka dengar adalah pangeran. "Cih. Kami tidak takut, serang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
RandomKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...