18

634 69 6
                                    

Mingyu sedari tadi menunduk tidak berani membalas tatapan mematikan dari Chanyeol, sedangkan Dokyeom hanya diam memerhatikan tidak ingin ikut campur. Lalu Baekhyun sengaja tidak Chanyeol izinkan untuk ikut sehingga yang menemani Baekhyun dikamar hanya Dino.

"Apa kau hanya berdiri diam saja disitu pangeran Mingyu?"

Mingyu dan Dokyeom sedikit terkejut mendengar ucapan Chanyeol barusan, mereka berdua sangat tahu bahwa Chanyeol sangat marah jika sudah memanggil dengan sebutan pangeran alih-alih memanggil mereka seperti biasa.

Mingyu tetap diam tidak mau buka suara membuat Chanyeol menatapnya semakin marah, Dokyeom tidak ingin ayahnya semakin marahpun membuka suara.

"Hyung sudah katakan saja, jangan buat ayah semakin marah."

"Masih tetap diam?" tanya Chanyeol lagi.

"Ayah maafkan aku–"

"Bukan kata maafmu yang ingin aku dengar. Jawab. Siapa. Dia?" tanya Chanyeol sengaja ditekan.

"Dia... Dia... Di-dia–"

"Apa kau tidak bisa berbicara dengan jelas? bukankah kau sudah dewasa? apa selama ini ayah tidak mengajarkanmu bagaimana berbicara dengan jelas? ini yang kau banggakan ingin menjadi raja?" sarkas Chanyeol.

Mingyu mengepalkan tangan tidak terima yang dikatakan Chanyeol barusan, Dokyeom hanya diam masih menatap mereka berdua lamat. Chanyeol yang melihat tangan Mingyu mrmbuatnya tersebut hambar.

"Kau tersinggung?"

"Tentu saja, ayah mengatakannya seolah aku sangat lemah."

"Karena yang aku lihat hanya itu yang kau tunjukkan, dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan dengan sikapmu."

"Dan ayah dari dulu sampai sekarang tidak pernah memujiku sekali saja, ayah selalu memuji bahkan membela Dokyeom juga Dino meski mereka yang salah."

"Kau merasa kecil hati?"

"Apa masih ditanyakan? apa tidak terlihat oleh matamu sendiri?"

Chanyeol mengangguk paham, Dokyeom masih diam tidak ingin menyela, ia hanya mengamati selagi kondisi masih kondusif.

"Jadi kau berpikir ayah dan ibu tidaj adil padamu? kau merasa tidak dianggap begitu?"

Mingyu diam menatap Chanyeo yang juga menatapnya.

"Apa kau sudah menghapal semua peraturan dikerajaan Silla?"

"Aku muak dituntut untuk mematuhi peraturan–"

"Kau sudah ditakdirkan untuk menjadi pangeran dikerajaan Silla, kau tidak bisa mengelaknya."

Chanyeol bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri Mingyu lalu mencengkram bahu Mingyu untuk menatapnya.

"Aku sudah mengamati dirimu selama ini, jangan mengira aku hanya diam dengan kau berkeliaran."

Mingyu tersentak mendengarnya, jika sudah seperti ini mengelakpun tidak bisa karena Chanyeol lebih cerdik dan tentunya lebih licik dari pada dirinya.

"Katakan siapa dia?" ulang Chanyeol.

Mingyu tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak bisa mengatakannya secepat ini. Akan terlalu berisiko jika semua orang tahu sekarang, tidak ada cara lain selain berbohong meski akan membuat masalah bertambah runyam.

"Dia pelayan ayah."

"Kau berbohong."

Chanyeol menampar keras Mingyu membuatnya tersungkur dengan ujung bibir mengeluarkan darah, baru pertama kali ini Mingyu mendapatkan tamparan dari ayahnya.

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang