5

777 67 2
                                    

Dari kejauhan tampak seorang lelaki bangsawan yang tidak lain dan tidak bukan adalah permaisuri Wonwoo yang ditemani dayang-dayang yang lain. Tidak ada yang dilakukan Wonwoo, ia hanya duduk sambil membaca dan sesekali berdiri entah untuk apa.

Kondisi cuaca saat ini tidak bisa dibilang bagus, karena pada dasarnya hari-hari yang dilalui kerajaan selalu ditemani dengan awan gelap lebih tepatnya mendung. Wonwoo menatap sebagian bunga ada yang mati karna selalu tertimpa air tanpa cahaya matahari, apa sebegitu terpuruknya kerajaan Silla atas kepergiannya seorang calon raja?

"Pergilah. Aku ingin sendiri." Ujar Wonwoo.

Semua dayang dan penjagga menuruti perintah Wonwoo, mereka beranjak pergi meski jauh namun Wonwoo masih bisa terlihat. Setidaknya permaisuri Wonwoo masih bisa terpantau oleh mereka.

Dingin, sunyi, suara air mengalir, dengan angin yang menerpanya. Disaat seperti ini Wonwoo akan mengingat seseorang yang ia cintai dan ia kejari selama ini sampai ia bisa berada disamping orang tersebut, senang? entahlah ia juga tidak tahu jawabannya. Wonwoo memang berhasil memiliki orang tersebut namun apakah Wonwoo bisa mendapatkan hatinya juga?

"Apakah sesulit itu untuk mendapatkan hatimu Mingyu-ah?" lirih Wonwoo.

Hening.

Satu tetes air berhasil keluar dari matanya, menyadari hal tersebut Wonwoo dengan segera menghampusnya.

Tersenyum lirih, Wonwoo menatap telapak tangannya yang masih basah oleh air matanya.


Flashback on :

Wonwoo kecil berlari mengelilingi taman untuk mengejar kupu-kupu dengan tangannya yang memegang jaring, ia terjatuh karna tidak melihat ada batu besar didepannya.

"Auhh."

"Kau tidak apa?"

Mendongakkan kepala, Wonwoo bisa melihat pemuda tampan yang sedang membantunya berdiri. Oh ayolah, sepertinya Wonwoo menyukai pemuda tampan itu dalam pandangan pertaman. Ia tidak bisa mengedipkan mata barang sedikitpun untuk menatap wajah tampan pemuda tersebut sampai ia merasakan sentuhan dilututnya yang luka.

"Ini cukup parah, ayo aku obati."

Pemuda itu menatap wajah Wonwoo lamat, cantik. Yahh setidaknya itulah yang ia ucapkan pertama kali dalam hati, pemuda itu berdehem sebentar yang membuat pandangan mereka terputus.

"Apa kau mau aku obati?"

Wonwoo hanya mengangguk pelan, bibirnya seakan keluh hanya untuk menjawab saja. Pemuda itu membimbing Wonwoo untuk duduk disalah satu batu disana.

"Tunggu disini, aku akan kembali."

Pemuda itu langsung saja pergi tanpa menunggu persetujuan dari Wonwoo, sedangkan Wonwoo sudah memegang jatungnya yang berdetak tidak karuan.

"Eomma!... Kenapa dengan jantungnya Wonnie?"

Yah setidaknya itulah yang dikatakan Wonwoo, ayolah Wonwoo itu masih kecil apa ia bisa tahu kalau ia sedang jatuh cinta? tidak lama pemuda tadi sudah kembali dengan daun yang entah apa itu.

Pemuda itu memukul-mukul daun dengan batu beberapa kali dan setelah itu ia letakkan diatas lutut Wonwoo, sedangkan Wonwoo hanya melihatnya saja bahkan ia tidak meringis saat pemuda itu sedikit menekan lukanya untuk mengikatnya.

"Sudah selesai. Setidaknya obat ini bisa membuat lukamu cepat sembuh." Ucap pemuda itu tersenyum pada Wonwoo.

"T-terima k-kasih h-hyung..." Balasnya kaku.

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang