"Pangeran Dokyeom..." Lirihnya sangat pelan, tidak percaya.
Flasback on :
Seorang lelaki paruh baya sedang mengobati luka-luka yang ada di tubuh Dokyeom, bahkan ada luka yang perlu dijahit. Dokyeom masih saja menutup matanya meski obat yang berada didalam tubuhnya dan dikulitnya sudah bereaksi, namun ia tetap seakan enggan membuka matanya.
Seraya menunggu orang yang ia tolong sadar, pria paruh baya itu membakar kayu yang dirangkai seperti api unggun. Pria itu lalu berdiri setelah merasa api unggunnya sudah jadi, ia berjalan mendekati sebuah kotak besar yang berisi pakaian.
"Sejak kau dikabarkan meninggal saat itu dengan cara misterius membuat aku enggan untuk membuka kotak ini, kau menyuruhku untuk meberikan kotak ini kepada cucu keduamu." Ucap pria itu pelan.
Telapak tangannya mengusap kotak tua itu yang diatasnya sudah dilapisi debu, meski matanya berembun namun ia tetap membersihkan debu-debu yang menempel pada kotak itu, namun seakan tidak mampu ia perlahan memejamkan matanya dengan jatuhnya setetes air mata, ia mengepalkan tangannya kuat seakan menahan amarah dan juga perasaan sedihnya.
"Kau menyuruhku untuk menyimpan ini sampai aku menemukan cucu keduamu itu. Tapi, maaf hyung... Aku terlambat membantunya, keadaannya saat ini dalam keadaan genting. Hyung, dia tidak ingin membuka matanya meski tubuhnya sudah tidak merasakan sakit lagi. Aku kasihan padanya, dia sudah lelah tapi tuhan belum menghendaki dia untuk pergi. Setidaknya biarkan ia merasakan bahagia bersama orang yang dia cintai tanpa memikirkan perasaan orang lain, tanpa mengorbankan kebahagiaannya, dan tanpa mengorbankan cintanya."
Pria paruh baya itu mengusap kasar air matanya, ia segera membersihkan kotak besar itu yang sudah tua karena kotak itu sudah ada sejak raja keempat Silla meninggal sebelum Chanyeol yang menjadi raja kelima kerajaan Silla.
"Aku berjanji hyung, aku akan membantu cucumu untuk menyelesaikan masalah ini sebisa mungkin bahkan harus merelakan nyawaku sebagai taruhannya."
Sesudah ia mengatakan itu semua, ia berbalik kebelakang dan mendapati Dokyeom yang masih menutup matanya.
Pria paruh baya itu mendudukkan diri disamping tubuh Dokyeom, ia mengusap surai Dokyeom sayang seakan ia sudah menganggap seperti cucunya sendiri.
"Jika kau bisa mendengar suaraku, tolong sadarlah. Buka matamu dan lawan dunia, jangan pasrah karena itu semua tidak akan membuahkan hasil. Tidak ada yang membuahkan hasil dengan kepasrahan kecuali keajaiban atau keberuntungan, aku sudah ada disini. Kakek pasti akan membantumu menyelesaikan masalah ini, ada banyak hal yang belum kau ketahui bahkan ayahmu sendiri belum mengetahuinya. Jadi aku mohon, jangan berpikir dengan berakhir disini masalah akan selesai kau salah. Ketahuilah semua orang membutuhkanmu, semua orang membutuhkan bantuanmu... Bahkan, orang yang kau cinta sekalipun."
Tepat, setelah ia mengatakan itu semua perlahan kelopak mata Dokyeom bergerak dan terbuka dengan netra mata yang berwarna hitam, lebih tepatnya bola mata Dokyeom sudah dipenuhi kegelapan yang membuat tidak ada celah sedikitpun untuk warna putih muncul dari bola mata hitamnya yang sangat pekat.
Dokyeom menegakkan badannya kasar bahkan ia tidak sadar ada orang yang berada disebelahnya, saat ia ingin berjalan namun ia merasa ada sebuah tangan yang mencengkal lengannya membuat menoleh dengan raut marah.
"Kontrol emosimu Dokyeom, jangan biarkan iblis itu mengendalikan tubuhmu sepenuhnya."
"Siapa kau!"
"Dokyeom! aku tahu kau bisa mendengarku, cobalah untuk meredam emosimu."
Dokyeom tertawa sarkas mendengarnya, entah apa yang lucu namun pria paruh baya itu sudah siap siaga dari Dokyeom yang saat ini, iblis yang bersemayam ditubuh Dokyeom muncul berarti itu pertanda buruk untuk kerajaan Silla bahkan seluruh rakyatnya termasuk keluraga Dokyeom sendiri. Iblis itu tidak akan muncul jika Dokyeom bisa mengendalikan emosinya namun jika ia tidak bisa mengontrol emosinya maka saat itulah kehancuran yang sebenarnya muncul, pria paruh baya itu sudah tahu akan seperti apa jadinya jika Dokyeom sadar nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
RandomKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...