"Bukankah itu terlalu jahat? kau tidak ingin mendengar penjelasanku terlebih dahulu?"
"Kata apa lagi yang akan kau ucapkan? semuanya bullshit! selama ini kau hanya berpura-pura, kau tidak memikirkan perasaanku meski kau tahu bagaimana sakitnya aku."
"Tidak, kau salah paham."
"Benar."
"Kau tidak mempercayai perkataanku? aku tahu kau mendengar ini dari orang lain, jadi kau lebih mempercayainya?"
"Apa yang dia katakan memang itu kenyataannya."
Dokyeom mengangguk lemah, ia mengusap air matanya kasar lalu membuang muka.
"Baiklah, bukankah sudah jelas tidak ada kesempatan untuk ku menjelaskannya bukan?" Joshua hanya diam masih menatapnya dengan tatapan sakit dan satu lagi, benci?
"Biarkan aku berbicara, kau salah paham. Aku–" perkataan Dokyeom terpotong.
"Aku tidak butuh penjelasanmu! aku membecimu! aku membencimu?!" pekik Joshua.
"DIAM?!" bentak Dokyeom membuat Joshua bungkam dengan kepala menggeleng tidak percaya.
"Kau- kau membentakku?"
"Aku mencintaimu! selamanya akan begitu. Benar! aku memang akan menjadi raja dan mengorbankan cintaku. Namun itu diawal, sekarang aku ingin mempertahankan cinta kita namun kau malah berkata seperti ini?" tanya Dokyeom tidak percaya.
"Aku tahu kau mendengarnya dari pangeran Mingyu bukan? jadi kau lebih memilih percaya padanya dibandingkan aku? jadi disini siapa yang sudah tidak mencintai? aku atau dirimu?"
Joshua menunduk dalam tidak tahu harus berkata apa, ia mulai merasa bimbang saat ini. Yang dikatakan Dokyeom benar, seharusnya ia mempercayai Dokyeom yang notabenya adalah orang yang ia cintai bukan sebaliknya.
"Baiklah pangeran Joshua jika itu keputusanmu, aku tidak akan memaksa. Maaf niatku tidak sesuai yang kau inginkan, dan maaf karena kedatanganku kau merasa terusik."
Joshua membuang muka, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Yang ia rasakan hanya perasaan sakit, dan Dokyeom yang sudah pasrah tidak lagi berjuang.
"Saya permisi, maaf sudah datang kesini." Ucap Dokyeom, ia menatap punggung Joshua yang membelakanginya dengan sendu. Dokyeom membalikkan badan namun tidak jauh dari tempat Joshua langkah kakinya terhenti.
"Pangeran Dokyeom." Panggil Joshua.
Dokyeom kembali berbalik namun posisi Joshua masih lah sama, Joshua masih membelakanginya.
"Mari kita akhiri hubungan ini."
Deg!
Hatinya seakan hancur lebur, apa hubungannya memang berakhir hanya seperti ini? apa hubungannya berakhir hanya sampai disini? cinta yang ia pertahankan selama ini apa harus berakhir disini?
"Baiklah."
Tidak tidak tidak, Dokyeom tidak ingin mengatakannya. Hatinya menolak namun mulutnya mengatakan seperti itu, tanpa Dokyeom sadari Joshua sudah menangis sejadi-jadinya saat ia meninggalkan tempat itu.
"Mianhe... Hiks Dokyeom-ah, maafkan aku. Aku tidak membencimu namun harus aku lakukan, ini demi kebaikanmu juga. Aku akan mengorbankan cintaku, biarkan aku yang mengalah untuk kali ini."
Perlahan rintikan hujan turun membasahi bumi, bukankah Cinta dan Benci tidak jauh berbeda? jika joshua membenci Dokyeom maka hal itu sama saja bahwa ia mencintai Dokyeom. Mereka sudah ditakdirkan untuk bersama namun takdir masih ingin bermain jadi ikuti saja alurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
CasualeKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...