12

734 66 1
                                    

Didalam kamar yang temaram ditemani hujan deras membuat keadaan semakin tak kondusif, Mingyu dan Wonwoo kembali bertengkar.

"Kau mencintainya Mingyu-ah?" tanya Wonwoo pelan.

"Iya aku sangat mencintainya, lalu kau mau apa?"

Deg!!

Dengan santainya Mingyu menanyakan itu dengan kondisi seperti ini, jantung yang berdenyut sakit kini semakin bertambah sakit.

"Ini untuk kesekian kalinya aku katakan hyung, pikirlah baik-baik agar kau tidak menyesal nantinya."

Yah, Wonwoo akui ia ingin menjadi bodoh untuk kali ini. Bagaimanapun ia ingin kejelasan tentang hubungannya.

"Apa semua tadi tidak jelas untukmu?"

Wonwoo memejamkan matanya erat. Sudah, sudah cukup ia menangis hanya untuk ini.

"Jika aku menyuruhmu memilih bertahan denganku atau melanjutkan dengannya, kau akan memilih siapa hyung?"

Mingyu terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak pernah diberi pilihan seperti ini.

"Kenpa kau diam? kau tidak bisa menjawabnya?"

Mingyu membalikkan badan memunggungi Wonwoo.

"Dia."

Singkat namun sangat menyakitkan, menangis dan berteriak sajapun tidak akan mengubah keputusan Mingyu yang sudah bulat.

"Apakah selama bersamaku kau tidak merasa bahagia?"

'Bahkan sangat, aku sangat bahagia bisa memilikimu'- sayangnya Mingyu hanya bisa mengatakannya dalam hati.

"Untuk kesekian kalinya, aku pertegaskan bahwa aku sama sekali tidak bahagia bersamamu, aku menikahimu karena terpaksa."

Wonwoo mengangguk dengan mata berkaca-kaca, baiklah bukankah sudah jelas keputusan apa yang harus ia ambil?

"Apa kekuranganku?" lirih Wonwoo.

'Tidak ada, kau sempurna dimataku.'– Ucap Mingyu dalam hati.

Wonwoo tidak pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini, Mingyu selalu diam saat ia mengajukan pertanyaan ini.

"Katakan padaku apa kurangku Mingyu?!" bentak Wonwoo dengan mata memerah menahan amarah dan tangisnya.

Mingyu tersentak mendengar bentakan Wonwoo namun ia memilih diam tidak berkutik.

"Kau mencintaiku."

Deg!!

Jatung Mingyu berpacu cepat, bagaimana Wonwoo tahu kalau ia mencintainya. Mingyu berusaha mengatur nafasnya.

"Aku tidak mencintaimu." Setetes air mata keluar dari mata Mingyu.

Wonwoo berjalan perlahan mendekati Mingyu yang merasakan gerakan dibelakangnya dengan cepat menghapus air matanya, kini Wonwoo sudah berada tepat dihadapannya dengan mata memerah yang berkaca-kaca dan pipi yang sembab.

"Katakan sekali lagi."

"Apa kau tuli?"

"KATAKAN!!"

"Kau berani membentak suamimu?"

Wonwoo tersenyum kecut mendengarnya.

"Sejak kapan kau menganggapku istrimu?" tawa Wonwoo hambar.

Benar, yang dikatakan Wonwoo adalah benar.

Wonwoo memberanikan diri untuk menangkup wajah Mingyu.

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang