Dengan susah payah Dokyeom berusaha berdiri meski kakinya kini sudah merembas darah, sedangkan kondisi orang aneh itu tidak jauh berbeda dengan kondisi Dokyeom saat ini.
"Berengsek!!" umpat orang aneh itu yang langsung menendang punggung Dokyeom sehingga kembali tersungkur.
"Bangun! lawan aku, pangeran lemah Dokyeom. Cih..." Ejeknya lalu meludah didekat kepala Dokyeom.
Ayolah, ia sudah tidak bisa menggerakkan lagi tubuhnya. Wajah Dokyeom yang sudah dilumuri darah hanya bisa mempertahankan kesadarannya yang berada diambang batas, orang aneh itu yang melihat kondisi Dokyeom seperti ini membuat ia tertawa keras karena merasa ia telah berhasil mengalahkan pangeran Dokyeom yang terkenal sangat kuat.
"Hanya itu kemampuanmu huh!" orang aneh itu menendang pinggang Dokyeom sehingga Dokyeom memekik tertahan dengan tubuh terlentang. "Dasar lemah, pantas saja pangeran Mingyu sangat ingin menyingkirkanmu."
Dokyeom hanya diam karena sudut bibirnya robek dengan giginya yang terasa ngilu akibat terbentur dengan salah satu batang pohon besar disana.
"Menyedihkan... Kau hanya bisa menerima kesakitan dalam hidupmu, bahkan kau akan selalu berkorban. Aku yakin pangeran Mingyu sekarang pasti sudah menggelarkan pernikahan dengan orang yang kau cintai itu." Ucapnya yang diakhiri kekehan kecil.
Rasa sakitnya bertambah karena mendengar perkataan orang aneh itu, Dokyeom berusaha menggerakkan tubuhnya namun tetap tidak bisa. Rasa sakit ditubuhnya bertambah dengan rasa sakit mendengar orang yang ia cintai tidak akan bisa ia miliki, jantungnya berdenyut sakit bahkan nafasnya tercekat sehingga ia sedikit kesulitan untuk bernafas. Dokyeom berusaha untuk tidak terlihat lemah namun tetap saja hatinya semakin terasa menyakitkan sehingga tanpa ia sadar air matanya jatuh begitu saja dari sudut matanya.
'Maaf... Maaf... Shua-ya... Aku sudah tidak sanggup lagi, maaf jika aku hanya bisa bertahan sampai disini. Aku akan selalu berdoa dikehidupan selanjutnya kita akan bersama tanpa ada rintangan, aku... Pergi...' -ucap Dokyeom dalam hatinya.
Dapat orang aneh itu lihat Dokyeom perlahan memejamkan matanya, karena merasa sudah tidak ada lagi pergerakan Dokyeom membuat orang aneh itu sedikit panik. Ia berjongkok lalu mengguncang bahu Dokyeom namun tetap tidak ada pergerakan, matanya beralih pada tangan Dokyeom lalu ia mengecek nadi disana.
"Tidak... A-ak... Bu-bu... Buk-bukan..." Ucapnya terbata-bata.
Orang aneh itu membulatkan matanya tidak percaya, ia tiba-tiba saja berkeringat dingin. Bukan, bukan ini yang ia inginkan. Orang aneh itu hanya ingin Dokyeom memberi kekuatan yang ia miliki kepadanya, ia tidak bermaksud membunuh Dokyeom.
Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah, lalu ia kembali menatap wajah Dokyeom yang terlihat sangat pucat dengan jejak air mata.
"Bukan, aku tidak bermaksud membunuhmu. Ak-aku–"
Karena mendengar suara kuda yang sepertinya akan mendekat membuat orang aneh itu segera membalikkan badan untuk pergi, ia menoleh kebelakang dengan tatapan sulit diartikan.
"Semoga kau tenang dialam sana..." Lirihnya lalu dalam sekejap mata menghilang, meninggalkan Dokyeom seorang diri dengan tubuh yang tidak bernyawa.
Benar saja, kini seseorang turun dari kudanya. Ia menghampiri tubuh Dokyeom, lalu menatapnya lamat.
"Kau mendapatkan beban yang sangat berat dikehidupanmu, meski beban yang kau tanggung kini sudah selesai.. Namun, tugasmu belum selesai. Ternyata takdir memang masih ingin memepermainkanmu." Ucap orang itu sendu, ia perlahan mengangkat tubuh Dokyeom yang sudah memucat keatas kudanya kemudian ia kembali menaiki kudanya lalu segera pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
LosoweKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...