19

610 65 0
                                    

Disebuah gubuk Joshua duduk terdiam menatap jauh, mata sembab dengan kantung mata yang hitam tidak ia hiraukan.

Joshua sangat merindukan Dokyeom namun apakah Dokyeom juga begitu?

Saat ingin beranjak pergi Joshua terkejut orang yang barusan ia pikirkan ternyata sudah ada dibelakangnya, seketika senyum Joshua mengembang lalu memeluk tubuh Dokyeom erat. Sekarang mereka tidak sedang berada diwilayah kerajaan melainkan disebuah tempat yang hanya mereka berdua yang tahu, memang bukan tempat yang luas namun disinilah tempat mereka menenangkan diri.

"Aku tahu kau pasti akan kesini."

Dokyeom hanya tersenyum seadanya saat mendengar ucapan Joshua barusan, ia mengusap kepala belakang dan menciumi pucuk kepala Joshua berkali-kali dengan lembut.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Dokyeom.

"Aku tidak baik-baik saja tanpamu."

"Jangan begitu, kau harus bisa tersenyum. Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk selalu bahagia hm? kenapa tidak penuhi saja?"

"Bagaimana aku bisa bahagia jika bukan bersamamu, itu terlalu menyakitkan."

"Tidak ada perpisahan yang tidak menyakitkan Joshua-ah, sudahlah. Aku yakin kau belum makan kan? ayo kita makan terlebih dahulu. Tunggu disini sampai aku kembali, jangan kemana-mana mengerti!"

"Tidak, bagaimana jika kau tidak kembali lagi?"

"Aku pasti akan kembali, hanya sebentar."

"Aku ikut."

"Akan terlalu berbahaya jika kau ikut, kau lihatkan? ini hutan."

"Tapi aku tidak mau sendiri disini."

"Percayalah aku pasti kembali, aku janji..."

Joshua terdiam cukup lama, lalu ia mendongak menatap mata Dokyeom lamat. "Apa aku bisa memegang janjimu itu Dokyeom-ah? saat itu kau bilang akan kembali tapi dengan waktu yang cukup lama, apa untuk kali ini kau seperti itu juga? entahlah aku sedikit meragukan janjimu."

Dokyeom yang mendengarnya merasa telah menyakiti Joshua terlalu dalam, ia mengusap pipi Joshua lembut.

"Aku hanya akan berjanji dan berusaha membuktikannya padamu, masalah percaya atau tidak itu pilihanmu."

Joshua hanya mengangguk lalu melepaskan pelukan tersebut, Dokyeom pun melangkah mundur lalu membalikkan badan bergegas mencari makanan untuk mengganjal perut mereka.

Joshua menatap salah satu pohon yang besar dengan lama, lalu ia menatap kebawah mengambil batu lalu mendekati pohon tersebut.

Ia menulis dipohon besar itu–

–Aku yakin suatu hari nanti kita pasti akan bersama, aku akan tetap mencintaimu... Pangeran Dokyeom–

Joshua tersenyum lirih setelah selesai menulis kalimat tersebut, setetes air mata menuruni pipinya namun dengan cepat ia mengusapnya.

"Aku tidak boleh lagi menangis, sudah cukup. Aku harus tersenyum agar Dokyeom tidak sakit melihatnya."

Begitulah yang dilakukan Joshua, ia hanya bisa menyemangati dirinya sendiri. Tidak lama Dokyeom sudah berada tepat dibelakang Joshua, ia melihat tulisan Joshua sendu.

Saat Joshua membalikkan badan ia terkejut karena langsung berhadapan dengan dada bidang Dokyeom, Dokyeom dengan sigap menarik pinggang Joshua agar tidak terjatuh kebelakang. Tangan kirinya menahan kepala belakang Joshua yang mengakibatkan tangannya yang terbentur mengenai pohon tersebut, ia tersenyum menatap Joshua.

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang