Mingyu keluar dari ruang bawah tanah dengan penampilan kusut, Chanyeol yang sedang berjalan didekat situ tidak sengaja bertemu dengan Mingyu.
"Pangeran Mingyu." Panggil Chanyeol.
Tubuh Mingyu berjengit kaget, ia perlahan membalikkan tubuh lalu menatap Chanyeol bingung.
"Iya ayah?"
"Apa yang kau lakukan dari ruang bawah tanah?" tanya Chanyeol penuh selidik.
Mingyu yang ditatap seperti itupun terlihat waswas, ia berdehem sebentar.
"Ah itu... Aku-"
"Ada yang kau sembunyikan?"
"Ti-tidak, se-sebenarnya-"
"Kau bertingkah sangat mencurigakan Mingyu-ah."
"Tidak ayah, aku tidak menyembunyikan apapun."
"Lalu apa yang kau lakukan disana?"
"Aku hanya memeriksa tahanan disana."
"Oh baguslah, ayah juga akan kesana."
"Kenapa?"
"Iya?" jawab Chanyeol bingung, Mingyu menutup mulut gugup.
"Ha ehm aku kan sudah memeriksanya jadi ayah tidak perlu kesana lagi."
"Meski tidak kuperintah kau sudah melakukan bukan tugasmu." Ucap Chanyeol membuat keringat Mingyu bercucuran. "Baiklah tidak masalah, kalau begitu terimakasih nak."
"Ah iya... Sama-sama ayah."
Chanyeol menepuk bahu Mingyu sebentar lalu kembali memutar arah untuk keruangan singgasananya, Mingyu menghela nafas lega memastikan ayahnya sudah benar-benar pergi atau belum.
Sebenarnya bukan karena takut ketahuan tapi Mingyu terlalu malas untuk diintrogasi oleh ayahnya mengenai ruangan yang berantakan ditambah lagi jika ayahnya tidak sengaja menemukan bukti tentunya akan membuat urusan Mingyu bertambah sulit, Mingyu menatap sekitar memastikan lagi tidak ada yang aneh lalu ia menghampiri salah satu pelayan disana yang memang ditugaskan untuk pengantar makanan bagi tahanan.
"Bersihkan ruangan disana, aku ingin semuanya berbentuk seperti semula tidak ada kesalahan. Jika sedikitpun ada barang yang mencurigakan ingat, nyawamu dan keluargamu taruhannya. Jangan bermain-main denganku, camkan itu!" desis Mingyu tajam membuat pelayan itu hanya mengangguk ketakutan.
Mingyu berjalan memasuki kamarnya dengan tatapan kosong, pandangannya terfokus pada seorang lelaki tampan dan cantik sekaligus tertidur diatas kasurnya dengan tubuh lemah. Kaki dan tangan orang tersebut diikat begitu pula dengan mulutnya yang disumpal, Mingyu berjalan perlahan menghampiri orang tersebut.
"Maaf aku sudah keterlaluan padamu, tunggu sampai aku bisa menyelesaikan masalah ini aku janji akan membebaskanmu dan kita akan hidup bahagia..."
Mingyu mengusap pipi lelaki tersebut dengan lembut, ia mengecup keningnya lalu tangannya turun untuk menghapus jejak air mata pada pipi orang tersebut. Lelaki yang sedari tadi setengah sadar hanya menatap Mingyu sayu, tubuhnya sudah sangat lemah. Beberapa hari ini perutnya belum terisi, dan lagipula setiap saat ia ingin muntah.
"Jangan menangis hum, aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Apa kau ingin berbicara?" tanya Mingyu saat melihat mata orang tersebut berkaca-kaca, orang yang ditanyapun mengangguk lemah.
Setelah ikatan pada mulutnya lepas orang tersebut menghirup nafas kuat, mulutnya sudah sangat kebas.
"Apa sakit?" tanya Mingyu.
Lelaki cantik itu hanya diam masih mengatur nafasnya, lalu menoleh menatap Mingyu sakit.
"Lepaskan aku..." Lirihnya yang sangat memohon namun Mingyu menggeleng tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
RandomKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...