23

709 69 11
                                    

"Apa kau terkejut hm? benar, kau berhasil membuat aku memunculkan iblis sialan itu. Bukankah kau harus mendapatkan hukumanmu, terima ini–"

Belum sempat Dokyeom mengulurkan tangannya orang aneh itu sudah menghilang sekejap mata, Dokyeom hanya tersenyum miring karena kemanapun orang aneh itu pergi ia akan dengan mudah menemukannnya karena ia sudah tahu orang aneh itu.

Dino yang sejak tadi berada disebalik pohon menghampiri Dokyeom menubruknya dari belakang.

"Hyung ayo pulang, disini tidak aman. Ayo hyung, ayo!" rengek Dino karena ia masih ketakutan.

"Kau menjatuhkan harga diriku, berhenti bersikap seperti ini kau seperti bocah, sadarlah kau ini sudah dewasa usiamu bahkan sudah menginjak 20 tahun."

Dino tercengang mendengarnya, tidak biasanya Dokyeom bersikap seperti ini. "Hyung apa aku punya salah?" tanya Dino bingung.

"Tidak ada."

"Lalu kenapa kau memarahiku? aku hanya mengajakmu pulang, apa itu salah?"

"Aku bilang kau tidak salah, aku tidak memarahimu."

"Terus?"

Dokyeom menghela nafas, tangannya terulur mengusap surai Dino.

"Bersikaplah selayaknya seorang pangeran, jangan menunjukkan sisi lemahmu meski kau memang merasa ketakutan. Ingatlah jati dirimu, hyung bukan tidak memikirkan keadaanmu, namun hyung harus mengatakan ini agar kau tidak terus menerus bergantung kepada hyung atau Mingyu hyung." Jelas Dokyeom.

Dino menunduk mendengarnya. "Maaf hyung, aku akan berusaha lagi lain kali." Ucapnya pelan.

"Tegakkan kepalamu."

Dino menegakkan kepalanya. "Aku berjanji akan bersikap selayaknya seorang pemimpin."

"Dan?..."

"Dan apa hyung?"

"Apa kau melupakan ajaranku? atau selama ini kau sudah melupakan cara melindungi diri?" tanya Dokyeom tidak percaya dengan menujukkan raut wajah yang seakan-akan marah dan hal itu berhasil memebuat Dino berkeringat dingin, Dino takut kepada Dokyeom yang marah harus kalian ingat.

"Tidak tidak tidak hyung, aku mengingatnya."

"Jika kau ingat kenapa tidak kau tangkis tangannya tadi? kau malah membiarkan rasa takut mengendalikanmu." Ejek Dokyeom.

"Hyung sungguh aku ketakutan tadi dan sekarang tidak lagi, jadi kita harus segera pulang."

"Kenapa begitu?"

"Tentu saja karena ada hyung!"

Takk!

Jitakan dikepala belakang Dino dapatkan dari Dokyeom, sedangkan Dino hanya tersenyum pepsoden dengan muka polos.

"Dasar." Dengus Dokyeom sambil berjalan.

"Hyung mau kemana?"

"Bukannya kau merengek ingin pulang? ya sudah ayo!"

Dino mengangguk antusias sambil berlari kecil mengukuti Dokyeom. "Hyung tunggu aku."

"Berlarilah, kenapa kau berjalan terlalu lama?"

"Aku berlari hyung! aku berlari ini, apa kau tidak lihat?!" pekik Dino.

Dokyeom menghentikan langkah kakinya sehingga Dino menubruk punggungnya keras membuat ia termundur beberapa langkah, Dokyeom membalikkan badannya dengan aura yang sangat kentara sekali kalau ia sedang marah. Dino yang baru menyadari kesalahannya membuat ia menutup mulutnya, dengan mata berair.

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang