Saat ini Dokyeom akan datang ke kerajaan Baekje untuk menanyakan perihal pernikahan Mingyu dan juga Joshua? iya, Dokyeom memenuhi keiinginan Mingyu untuk menyampaikan langsung pada Joshua.
Baekhyun menghampiri putra keduanya dengan tatapan sendu, ia mengusap pipi anaknya sayang. Ibu mana yang tidak merasakan kesedihan seorang anak kecuali bukan ibu kandungnya, meski Dokyeom terlihat biasa-biasa saja namun didalam hatinya Baekhyun sangat tahu bagaimana keadaannya.
"Nak..." Lirih Baekhyun namun Dokyeom malah membalasnya dengan tersenyum.
"Aku akan pergi bu." Ujar Dokyeom mengusap tangan Baekhyun dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibi tipisnya.
"Jangan pergi jika kau tidak sanggup, jangan menyakiti dirimu sendiri."
"Tidak apa bu, sungguh."
"Isi hatimu berkata lain Dokyeom-ah." Tunjuk Baekhyun pada dada Dokyeom lebih tepatnya letak hatinya.
"Aku akan berusaha."
"Dengan begitu sama saja kau membohongi perasaanmu."
"Bukankah aku sudah bilang ibu, jangan membahas mengenai hal ini lagi."
"Ibu tidak akan membahasnya jika kau tampak biasa-biasa saja, ibu tahu kau terluka."
"Semua yang aku lakukan bukan semata-mata hanya untukku sendiri ibu, ibu tahu maksudku."
Baekhyun mengangguk paham. "Ibu tidak pernah memaksa untukmu memilih ibu sayang, hidup atau mati kita tidak bisa menentukannya. Ibu sudah tua nak, sudah waktunya ibu melihat ketiga putra ibu bahagia bersama padangan masing-masingnya." Ujar Baekhyun dengan setetes air mata disudut matanya.
"Apa yang ibu katakan hmm? jangan berbicara seperti itu lagi ibu, biarkan aku yang memikirkannya. Ibu hanya perlu menjaga diri ibu."
"Kau sangat keras kepala."
Dokyeom tertawa pelan. "Aku ingin melihat senyummu ibu, apa boleh?"
Baekhyun yang mendengarnya memukul kepala Dokyeom sayang lalu tersenyum manis menatap anaknya yang mengaduh kesakitan, lebih tepatnya Dokyeom hanya pura-pura kesakitan.
"Dasar." Kekeh Baekhyun membawa Dokyeom kedalam pelukannya yang dibalas Dokyeom sambil membenamkan kepalnya diceruk leher sang ibu, ia memejamkan matanya erat bahkan cengkraman pada baju sang ibu sudah terlihat sangat kusut.
Satu kata yang Dokyeom rasakan saat ini, yaitu sakit. Wajah orang yang ia cintai selalu terlintas di benaknya, bagaimana orang tersebut tertawa sambil menggenggam tangannya, bagaimana orang tersebut tersenyum sambil memeluknya, dan bagaimana orang tersebut menitikkan air matanya membuat Dokyeom merasa lelaki yang paling berengsek karena membuat janji yang tidak bisa ia tepati.
Dokyeom menggigit bibir bawahnya kuat, ia berusaha keras untuk menahan air matanya yang akan siap keluar detik ini juga. Jantungnya yang selalu berdegup kencang bersama orang yang ia cintai kini menjadi berdenyut sakit karena tidak bisa bersama orang tersebut.
'Aku mencintaimu Shua-ya hikss, maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku. Maafkan lelaki berengsek ini yang tidak bisa berjuang untuk memelikimu, maaf....' -batin Dokyeom.
Baekhyun tahu putranya menahan tangis saat ini, terbukti saat ia merasakan baju dipunggungnya seperti dicengkram kuat. Perlahan tangan kanan Baekhyun mengusap kepala belakang anaknya dan tangan kirinya mengusap punggung Dokyeom untuk menenangkan sang putra.
"Ibu..." Panggil Dokyeom lirih.
Baekhyun mengulum bibir untuk menahan tangisnya, ingin sekali ia membuka mulut namun suaranya serasa tercekat sehingga ia hanya membalasnya dengan dehaman. "Hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery of a Future King✔
RandomKerajaan memang identik dengan hal yang berbau kemegahan dan kemewahan, namun apa jadinya jika kerajaan Silla yang ditempati oleh King Chanyeol beserta istri dan ketiga anaknya adalah kerajaannya yang hanya selalu memiliki hari kesedihan, apa ini se...