9

773 61 1
                                    

"Baguslah kalau kau tahu, karena itu yang aku inginkan." Ucap Mingyu santai.

Dokyeom hanya terkekeh pelan. "Aku sebenarnya tidak mengerti kenapa kau sangat licik? tapi yang aku mengerti bahwa kau egois."

"Kau baru tahu? ck ck ck bahkan aku bisa lebih dari itu."

"Ya tidak mengherankan dengan watakmu yang seperti ini."

Mereka kembali lagi berperang dengan tatapan sengit.

"Sebenarnya aku tidak perduli dengamu hyung tapi aku perduli dengan istrimu, Wonwoo hanya mencintaimu dan berharap perasaannya dibalas olehmu."

"Jangan ikut capur."

"Aku harus kalau itu menyangkut kehidupan keluargaku, Wonwoo sudah ku anggap keluargaku."

"Kenapa tidak kau saja yang bersamanya."

"Kalau aku mencintainya mungkin aku sudah hidup bahagia bersamanya sekarang namun tidak, aku tahu kau mencintainya namun egomu yang membuat kau tidak bisa membuka matamu bahwa Wonwoo adalah orang yang paling kau butuhkan."

Mingyu hanya diam membiarkan Dokyeom berbicara.

"Jangan berpura-pura mengenai perasaan hyung, itu sangat menyakitkan."

"Kau tidak tahu menahu tentangku lalu kenapa kau dengan mudahnya menyimpulkan bahwa aku hanya berpura-pura?"

"Hyung tau arti munafik? kau mencintainya namun kau mengatakan tidak mencintainya, kau menginginkannya pergi namun dalam hatimu menginginkannya tetap bersamamu."

Benar, semua yang dikatakan Dokyeom adalah benar. Lalu apa yang membuat Mingyu menyuruh Wonwoo pergi dari kehidupannya? dan kenapa Mingyu selalu menyakiti perasaan Wonwoo?

"Kau memilih jalan yang salah hyung, kau tahu dia sangat mencintaimu tapi tanpa sadar kau malah memberinya harapan. Kau tidak menikahinya karna sebuah keterpaksaan melainkan sebuah keiinginanmu yang selama ini, lalu kenapa kau menyakitinya dengan mengatakan kau tidak mencintainya?"

"Karena aku membencinya."

"Bohong." Mingyu yang mendengarnya mengerutkan keningnya bingung.

"Apa maksudmu?"

"Kau berbohong."

"Aku tidak berbohong."

Dokyeom tersenyum remeh. "Ayolah... Kita sudah hidup sedari kecil bertahun-tahun kau pikir aku tidak tahu bagaimana sifatmu? kau selalu mengibarkan bendera perang bahkan tidak segan-segan membunuh orang yang membencimu dan juga orang yang kau benci, lalu kenapa kau tidak membunuh Wonwoo?"

Skakmat, Mingyu terdiam tidak berkutik. Mengelakpun percuma karna Dokyeom berhasil menjatuhkannya lewat perkataannya saja, tidak ada kata lagi yang harus Mingyu ucapkan karena ia tahu Dokyeom itu sangat pintar bahkan ia juga bisa sangat licik melebihi iblis? Ya, satu rahasia yang tidak semua orang tau ialah pangeran Dokyeom yang terkenal sangat ramah ternyata memiliki sifat menyeramkan yang mematikan.

"Kenapa hyung? kau tidak bisa menjawab?" Dokyeom terkejut karena melihat raut marah dan kesal Mingyu namun percayalah terkejutnya adalah hanya pura-pura.

"Begitu banyak rahasia yang kau ciptakan namun dengan kebaikan diriku membuatmu bisa bertahan hidup sampai sekarang, mau aku katakan yang lainnya agar kau bisa takut seperti ini hyung?"

"Kau–"

"Jika tidak ingin terjatuh semakin dalam maka pilihlah hyung, berhenti dan kau bisa hidup bahagia bersama Wonwoo atau lanjutkan maka kau akan hidup menderita dengan penyesalan tiada ujung."

The Mystery of a Future King✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang