Hai manteman^^
Jangan lupa Follow, Vote dan komen per paragraf ya^^
Absen kamu baca part ini jam berapa^^
Absen asal kota kamu dari mana^^
Happy reading<3
***
Setelah melewati gang kecil yang meliuk-liuk, motor Rey akhirnya berhenti tepat didepan sebuah rumah sederhana.
Anan turun dari motor namun tak langsung masuk kedalam rumah. Dia menatap Rey yang sedang melepas pengait helm, seolah hendak mengatakan sesuatu.
"Rey,"
Rey melepas helm yang dia kenakan lalu menoleh. Mengangkat sebelah alis sebagai respon.
"Makasih ya. Kalau gak ada lo, mungkin gue masih nunggu sampai sekarang."
Rey tersenyum tipis. "Sama-sama."
"Oh iya." Anan menepuk jidat, teringat sesuatu. "Jacket dan kotak makan lo masih ada di gue. Mau bawa sekarang?"
"Bentar gue ambilin." Anan segera berbalik badan dan mengambil langkah, namun tangannya segera ditahan oleh Rey.
"Kenapa?" Bingung Anan.
"Kapan-kapan deh, berat nih." Rey menunjuk tasnya dengan dagu.
"Lebay!" Serang Anan. "Tas lo aja kempes gini gak ada isinya. Sekalinya bawa buku paling satu, random buat semua pelajaran. Gue berani taruhan, paling jam istirahat tuh buku udah lepek ama iler."
Wajah Rey memerah, kesal setengah mampus. Namun berhubung sedang malas bertengkar, dia membiarkan saja gadis itu berkicau dan merayap sesukanya.
"Terserah lo." Rey merotasi bola mata ketika melihat Anan tersenyum manis. "Masuk gih. Istirahat, biar otak lo pulih."
"Cie perhatian." Goda Anan lagi. "Lo sendiri gak pulang?"
"Yaudah, masuk dulu sana."
"Gimana gue mau masuk, kalau tangan gue masih dipegangin sama lo." Cibir Anan dengan desisan tajam.
Rey mengangkat tinggi kedua alisnya. Matanya bergerak ke bawah, kemudian jatuh pada genggaman tangan mereka.
"Modus."
"Ah g-gue," Rey gelagapan kemudian segera melepas tangan Anan dengan kasar.
Anan tersenyum menggoda. Dia mengerlingkan mata. "Hati-hati Bang, pawang lo ganas."
***
Rey menoleh ketika telinganya menangkap suara pintu terbuka lebar. Disusul derap langkah kaki yang sangat khas. Mutiara Agnibrida, sang Kakak yang kini sudah memposisikan disebelah Rey.
"Pulang kampus?" Tanya Rey basa-basi. Tangan dan mulutnya bergerak lincah menghabiskan kacang polong dalam toples.
"Pulang ngepet." Balas Mutiara asal jeplak.
"Kak, lain kali kabarin gue. Telpon atau seenggaknya kirim pesan biar gue bisa jemput lo." Ujar Rey tanpa memandang Tiara, fokusnya saat ini adalah layar TV yang sedang menayangkan pertandingan tinju dunia.
"Bisa gitu?"
"Hubungi gue kalau lo perlu sesuatu. Kak, Jakarta itu kota kriminal di malam hari, akan sangat berbahaya kalau lo pulang sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah Kasih
Teen Fiction"Kalau Tuhan nggak sayang sama lo," "Lo masih punya gue, Nan." -Nathaniel Gavin Reynaldo- ••• Nathaniel Gavin Reynaldo. Troublemaker Merah Putih International High School dengan segudang pesona miliknya. Punya wajah menawan dengan pahatan bak Dewa d...