53. Are you okay?

14 8 13
                                    

Hai manteman^^

Jangan lupa Follow, Vote dan komen per paragraf ya^^

👇

anjelinaduhaa

Absen kamu baca part ini jam berapa^^

Absen asal kota kamu dari mana^^

Happy reading<3

•••

Anan baru saja hendak mengikat tali sepatu ketika ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia mengernyit ketika mendapati nama Tiara pada layar. Lantas menekan tombol hijau dan mendekatkan layar benda pipih itu ke telinga.

"Halo, Kak. Iya, ada ap--"

"Rey sekarat dirumah sakit."

Empat baris kalimat Tiara yang sungguh melemahkan Anan seketika. Gadis itu menggapai knop pintu secepatnya untuk berpegangan, ketika merasakan kakinya sudah tidak lagi sanggup berdiri tegak.

"Rumah sakit mana?" Bibir Anan bergetar sewaktu mengucapkan kalimat itu.

"Alamatnya aku sharelock. Kamu jangan panik ya, Nan. Tenangin diri kamu, kita hadapin semuanya sama-sama ya cantik? Bahkan terburuk sekalipun."

Anan sudah tidak lagi mendengar suara Tiara setelahnya. Pikirannya kalut, dan hanya nama Rey yang melintasi dengan begitu lancangnya.

Setelah mendapatkan alamat, gadis itu lantas melesat dengan menaiki ojek yang mengantarnya ke rumah sakit 15 belas menit kemudian.

Baginya sekolah tidak lagi penting. Persetan dengan ulangan harian di jam pertama. Karena seseorang yang begitu dia sayangi, kini tengah bertarung untuk mempertahankan nyawa.

Entah memenangkan nyawa itu, atau ikhlas melepas nyawa dari raganya.

Langkah kaki Anan menjejak di lantai porselen dengan perasaan yang kian kalut dan menyesakkan dada.

Seakan dunianya runtuh begitu saja dan hanya menyisakan puing-puing kehancuran, sewaktu mendengar berita naas itu.

"Anan...." Seorang wanita muda yang semula menunggu dibagian administrasi, menarik Anan kedalam pelukannya.

"Rey, Nan. Aku takut, kata Dokter kondisinya kritis. Mustahil nyawanya tertolong, cuma keajaiban yang bisa nyelametin Rey." Tiara menjerit tertahan disela-sela isakannya.

Seluruh udara didalam paru-paru Anan seakan menghilang begitu saja. Perlahan gadis itu melonggarkan pelukan, mendongak menatap Tiara dengan sorot mata berkaca-kaca.

"Rey....," Suara Anan tercekat.

"Rey harus di operasi karena ada pendarahan hebat dikepalanya. Kata Dokter, kalau operasi ini gagal kemungkinannya cuma dua." Kalimat Tiara berhenti begitu saja. Perasaan sesak tak tertahankan memenuhi dadanya di kala dia berupa mengucapkan kalimat selanjutnya dengan susah payah.

"Pertama, Rey akan cacat otak permanen seumur hidup." Urat-urat leher Tiara terlihat dengan jelas.

"Atau yang kedua...," Gadis itu tersenyum pilu ketika tak sengaja menelan air mata, temannya berbagi duka.

"Kita cuma punya waktu 15 menit untuk mengucapkan selamat jalan sebelum Rey benar-benar pergi."

Anan terhenyak. Aliran darahnya seakan berhenti tanpa permisi. Perlahan gadis itu mundur beberapa langkah.

Sepenggal Kisah KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang