Part satu update!
Jangan lupa diramaikan dengan cara vote dan komen.
Semoga suka sama ceritanya
*
*
*
*Happy reading guys!!
________________
1. Permen kaki
“Berpura-pura dalam hal melupakan adalah suatu bentuk kebohongan kecil yang dibuat agar terlihat sudah biasa dan semua yang terlewatkan bukan lagi hal istimewa, padahal hati ingin terus bersama. Terlalu banyak menaruh rasa ternyata sangat menyiksa.” — Nazhira Almahyra
“Setelah semuanya terasa lelah untuk dijalani, kamu tidak akan menemukan aku yang sekarang di kehidupan selanjutnya.” — Nanda Utami
“Jika sudah berani mencintai seseorang itu artinya harus bisa menghargai dan menjaga. Cinta itu bukan sekedar ucapan saja tapi juga tindakan nyata.” — Ratu Wiyana
“NAZHIRA UDAH JAM BERAPA INI NANTI TELAT!”
“IYA KAK TUNGGU SEBENTAR LAGI SIAP-SIAP INI.”
Nazhira membenarkan seragam sekolah di depan cermin panjang, setelah dirasa sudah rapi, ia mengambil tas yang tersampir di belakang pintu. Nazhira keluar kamar dan menyapa kakaknya yang sedang memasukkan nasi goreng ke dalam piring.
Di meja makan hanya terdengar dentingan sendok yang saling beradu dengan piring. Tidak ada yang membuka suara, baik Shila—kakak Nazhira maupun Nazhira itu sendiri. Mereka berdua menikmati makanan dalam diam.
“Arfa belum bangun?” Tanya Nazhira setelah menghabiskan satu piring nasi goreng buatan Shila.
Arfa—anak Shila yang masih berusia 6 bulan. Wanita berusia 26 tahun itu sudah menikah, saat itu Nazhira kelas dua SMA. Dulu sebelum Shila menikah, mereka tinggal di salah satu kost-kostan yang terbilang cukup murah, dekat dengan sekolah nya Nazhira. Mereka tinggal berdua sebagai perantau. Dan Shila juga bekerja di salah satu perusahaan swasta. Sekarang keadaan sudah berbeda, Shila tidak lagi bekerja, ia memilih menjadi ibu rumah tangga dan fokus dalam mendidik dan menjaga anaknya yang masih balita. Tinggal di rumah minimalis berlantai satu. Tidak terlalu besar, terdapat dapur, ruang tengah dan dua kamar tidur dengan masing-masing kamar mandi berada di dalamnya. Juga terdapat halaman depan yang dipenuhi rumput hijau yang indah dan pagar besi yang kokoh.
“Belum,” kata Shila.
“Kak Edgar udah berangkat?”
Edgar—suami Shila.
“Udah dari tadi berangkatnya.” Shila membereskan sisa-sisa piring kotor dan di bawah ke wastafel untuk di cuci.
“Pagi bener,” kata Nazhira sembari meminum susu putih yang dibuatkan oleh Shila.
“Tau sendiri jalanan ibu kota macetnya kayak gimana.”
“Biar aku bantu Kak.” Nazhira mengambil alih piring yang sudah dicuci tadi untuk segera dibilas. Shila hanya bergumam pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES [revisi]
عاطفيةSelamat datang di cerita 'MEMORIES' ______________________ Nazhira Almahyra, gadis mungil berkulit kuning langsat yang sampai saat ini masih mencintai mantan kekasihnya-Haikal Bagaswara-Alumni SMA Cendana. Kehadiran murid b...