4. Es cream abal-abal
Kring.. kring.. kring..
Bel sudah berbunyi, waktunya bagi siswa-siswi SMA Cendana untuk pulang ke rumah masing-masing. Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba juga. Suara yang bisa membuat seluruh murid bahagia luar biasa.
Hari ini, hari Kamis semua murid SMA Cendana memakai seragam Pramuka. Hari ini juga, kelas Nazhira dkk hari paling tidak diminati. Semua mata pelajaran yang menguras otak disatukan dihari yang sama. Mulai dari matematika, ekonomi, sejarah, dan geografi.
“Sumpah ya, kepala gue pusing banget tahu nggak,” keluh Ratu sembari memijit pelipisnya pelan.
“Mual perut gue liat matematika. Apalagi tadi ulangan dadakan Padahal baru seminggu duduk di kelas dua belas udah dikasih soal aja. Alasannya menguji ingatan. Dikira lagi amnesia apa,” timpal Nanda yang sedang makan keripik kentang.
“Daripada pusing lebih baik kita ke supermarket yuk!” Ajak Nazhira yang sudah merangkul bahu sahabatnya. Posisi Nazhira berada di tengah-tengah mereka.
“Ngapain?” Tanya Ratu.
“Numpang berak! yah belanja lah,” ucap Nazhira, kesal.
“Emh... Gimana kalau kita buat brownies aja? Mau nggak?” Lanjut Nazhira menatap Nanda dan Ratu bergantian dengan menaikkan-turunkan kedua alisnya.
“Boleh juga,” balas Ratu, santai.
“Nda?”
Nanda terdiam sambil melihat layar ponselnya.
“Nanda!” Nazhira menoel pipi Nanda. Nanda mengerjap seraya menoleh pada Nazhira.
“Kenapa bengong?” Tanya Nazhira pada Nanda.
“Hah? Oh, ini Mama gue chat gue katanya dia otw Medan. Ada urusan mendadak.” Nanda tersenyum sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku baju Pramuka-nya. Nazhira hanya mengangguk.
“Ya udah yuk, ntar keburu magrib,” ujar Nanda, berjalan terlebih dahulu menuju parkiran meninggalkan Nazhira dan Ratu di koridor sekolah.
“Yuk Ra,” seru Ratu kemudian menyusul Nanda ke parkiran.
“Yang ngajak siapa yang excited siapa. WOI! TUNGGUIN NAPA,” teriak Nazhira seraya berlari kecil menghampiri mereka.
✧✧✧
“BUND—”
“Ucap salam dulu nak,” tegur Enda pada Dimas. Enda yang duduk di ruang tamu sedang fokus merajut.
Dimas cengengesan, ia melangkah mundur dan menutup pintu utama kembali.
Tok.. tok.. tok..
“Assalamu'alaikum Bunda. Anakmu yang ganteng ini pulang,” ucap Dimas berjalan ke arah Enda kemudian meraih tangan Enda dan menciumnya. Cowok itu duduk di samping Enda.
“Wa'alaikumussalam anak ganteng,” jawab Enda lalu fokus kembali pada rajutannya.
Dimas yang tadinya duduk kini membaringkan kepalanya di atas paha Enda.
“Dimas, jangan tiduran disini. Ke kamar dulu sana ganti baju habis itu makan,” titah Enda.
“Nanti aja Bun, masih nyaman begini.”
Enda menghela nafas, Enda harus ekstra sabar menghadapi tiga bayi besar di rumah ini. Terpaksa ia merajut dengan cara menyamping.
“Bunda cantiknya Masya Allah. Pantesan Papa klepek-klepek. Nemplok terus kalau lagi di rumah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES [revisi]
RomanceSelamat datang di cerita 'MEMORIES' ______________________ Nazhira Almahyra, gadis mungil berkulit kuning langsat yang sampai saat ini masih mencintai mantan kekasihnya-Haikal Bagaswara-Alumni SMA Cendana. Kehadiran murid b...