Hello haiii
Hai hellooo
Ketemu lagi sama aku di chapter ini
♥️♥️♥️
20. Luka & Rindu“Tidak ada yang berbeda, aku masih mencintainya, hanya caranya saja yang tak lagi sama.” — Nazhira Almahyra
“Melepaskan mu bukanlah suatu keputusan namun sebuah keterpaksaan” — Haikal Nagaswara
_____________
Disini lah mereka berada—toko buku—karena Shasa yang terus saja merengek menagih hutang pada Dimas, ya, hutang janji karena katanya tadi untuk bisa mencegat Nazhira agar gadis itu jangan pulang dulu.
Dan Shasa berhasil, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu mumpung mereka lagi di luar. Shasa tahu betul sifat sepupunya itu, jika tidak ditagih kurang dari dua puluh empat jam maka Dimas seketika menjadi pikun. Shasa jadi sebal.
Jujur saja Dimas sebenarnya malas, kupingnya terasa panas dan daripada mendengarkan rengekan Shasa yang tidak berkesudahan lebih baik ia menurutinya.
Dimas benar-benar menepati janjinya, cowok itu membelikan Shasa satu lusin novel. Kalau begini, Shasa baru menganggap Dimas sepupunya yang terbaik, tapi jika sedang bertengkar Shasa enggan untuk mengakuinya.
Setelah membayar, mereka kembali berjalan ke arah parkiran untuk pulang ke rumah. Dimas melihat Shasa di sampingnya yang berbinar membuka kantong yang berisi buku-buku. Shasa senang, tapi dompet Dimas terkuras. Ini namanya penyiksaan, lain kali Dimas tidak akan menawarkan novel lagi kalau begini caranya. Dimas mengusap saku celananya pelan, air muka tampak pasrah dan hanya bisa menerima nasib.
'Hangus tak tersisa.'
Di parkiran...
“Lo hobi banget baca buku gituan, apa untungnya sih.” Dimas memasang helm di kepalanya kemudian menaiki motor besar itu.
Tangan Dimas terulur untuk membantu Shasa naik. Begitu posisinya sudah aman, Dimas melaju pelan membela jalanan ibukota.
“Salah satunya mengkhayal bisa jadi peran cewek utamanya.” Shasa membayangkan jika ia menjadi pemeran utama cerita favoritnya. Membayangkan nya saja Shasa sesenang itu, bagaimana jika menjadi bagiannya? Mungkin Shasa bisa jungkir balik di Monas.
“Halu lo ketinggian! lagian itu cuma cerita doang.” Dimas setengah berteriak agar Shasa dapat mendengarnya.
“Emang kenapa? Suka-suka gue dong! Percaya deh, menghalu itu enak. Suerrr... Lo tahu nggak sih, setiap peran cowok di cerita-cerita yang pernah gue baca, suka bikin gue gigit bantal sangking meleyot nya. Aghh... Baper parah... Gila...”
“Dih, sadar napa baper tuh sama yang nyata bukan tulisan. Yang nyata bisa dimiliki. Fiksi? Gimana cara dapetinnya? Haha... jangankan dimiliki, ngelihat orangnya aja nggak akan mampu. Shasa, Shasa haha...”
Shasa menampol bahu Dimas. “Daripada lo,” sungut Shasa.
“Kenapa gue?” Tanya Dimas, bingung.
Shasa maju, menyandarkan dagunya di bahu Dimas. “Nggak ada yang bisa buat lo baper sampe gigit bantal gitu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES [revisi]
RomanceSelamat datang di cerita 'MEMORIES' ______________________ Nazhira Almahyra, gadis mungil berkulit kuning langsat yang sampai saat ini masih mencintai mantan kekasihnya-Haikal Bagaswara-Alumni SMA Cendana. Kehadiran murid b...