14 -Dikejar mantan [revisi]

29 2 4
                                    

14. Dikejar mantan

“Wedehhh tumben udah ada di kelas? Mana kerjaan nya tidur bukannya belajar.”

Seorang laki-laki berbadan tegap, namun akan meleyot jika sudah berada di dekat Titi—gebetannya yang tak kunjung dapat.

Siapa lagi kalau bukan Yuda. Yuda yang ingin duduk di sebelah Dimas pun langsung di terjang, ia mendapatkan tendangan Madun dari Dimas. Untung saja bokongnya tidak sampai mencium lantai.

Yuda memberengut sebal, ia melempar tasnya di bangku tempat duduknya sendiri. Yuda menghadap ke belakang kemudian menepuk meja Dimas dengan kuat kemudian cowok itu meringis sembari meniup tangannya. Lagian Yuda ada-ada saja, bukannya langsung di bangunkan saja orangnya tapi malah lebih memilih memukul meja.

Yuda melihat ke arah pintu dimana sudah banyak orang-orang yang heboh sendiri memasuki kelas. Entah apa yang dibicarakan, hingga Aldo datang bersama rombongan Fabian dan juga Okta—teman satu kelasnya.

Yuda memanggil Aldo sembari menunjuk Dimas. Aldo yang tidak mengerti pun hanya mengernyitkan dahinya dalam tanpa berbicara sedikitpun.

Ia berjalan menghampiri Yuda dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celana dengan kancing baju bagian atas sengaja dilepas memperlihatkan kaos putih polos.

Aldo melirik Dimas yang hanya diam saja, dengan mata yang terpejam laki-laki itu terlihat lebih kalem dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

“Woi,” panggil Aldo pelan.

“...”

Yuda dengan iseng melepas earphone Dimas membuat sang empunya berdecak kesal.

“Kirain dah mati tadi,” kata Yuda blak-blakan. Dimas kembali memakai earphone nya.

Aldo membuka resleting tasnya kemudian mengambil sebuah tupperware kecil yang berisikan tiga buah roti bakar buatan Mamanya tadi pagi.

Yuda menatap tupperware itu dengan berbinar. Belum sempat Aldo membuka tutup tupperware itu tapi Yuda dengan gerakan cepat mengambil nya membuat Aldo mendumel sebal.

Yuda membuka kemudian menyantapnya dengan nikmat, ia sampai memejamkan matanya dengan terus mengunyah pelan.

Aldo merebut Tupperware nya, ia menatap datar pada Yuda yang sama sekali tidak merasa bersalah sedikitpun.

Masih ada dua lagi, Aldo mengambil satu roti bakar kemudian menawarkan pada Dimas namun cowok itu menggeleng pelan.

“Buat lo aja,” kata Dimas.

Yuda menoleh dengan senyum semanis gulali, tangannya hendak meraih roti bakar itu, Aldo dengan cepat mengambilnya dan menyembunyikan nya di dalam kolong meja.

Yuda berdecak kesal. “Minta lagi dong.”

“Beli!” Sarkas Aldo.

Yuda menggembungkan pipinya. Namun ketika pandangannya tanpa sengaja melihat Titi yang baru saja memasuki kelas sembari bercermin, senyuman Yuda langsung terbit dari bibir tebalnya itu.

Yuda mengambil tisu basah di dalam tas untuk membersihkan tangannya kemudian bekas tisu itu ia masukkan ke dalam kolong meja Aldo membuat cowok itu memaki tertahan.

Yuda menyugar rambutnya ke belakang sembari bersiul.

“Kau bidadari jatuh dari surga... dihadapan ku... EEAAAK! Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku... EEAAAK!”

Yuda bernyanyi saat Titi hendak menghampiri meja Dimas kemudian mengambil kaca yang di pegang oleh Titi.

Titi langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar. Ia masih berdiri di sana dengan tangan yang bersedekap dada, melihat Yuda yang sedang berkaca sok kegantengan.

MEMORIES [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang