2 -Mungkinkah? [revisi]

69 3 5
                                    

Chapter 2 yuhuuu♡♡

Langsung dibaca <3<3

_____________

2. Mungkinkah?

Tidak stalking penasaran. Stalking malah berujung penyesalan. Dasar perempuan.” — Nazhira Almahyra

Mau tahu hal apa yang membuat seseorang merasa kecewa? Ketika dia yang kita percaya sedang menutupi kebohongan dengan kebohongan yang lainnya.” — Nanda Utami

Ketika ingin mengikhlaskan segala sesuatu terkadang harus ada air mata dulu. — Mama Risa

“Kalau tahu bakal gini, ogah banget gue ikut sama lo.”

Nazhira cemberut. “Hari yang saaangat melelahkan.”

“Bisa nggak sih lo tuh diem? Mau gue lakban tuh mulut?”

“Enak aja main lakban-lakban! Lo kira mulut gue kertas kado?”

Laki-laki itu tak menanggapi, ia lebih memilih diam. Memutar bola matanya malas. Sepanjang perjalanan gadis yang ada di belakangnya ini terus saja menyeletuk.

Sewaktu pulang sekolah dan di perjalanan hendak menuju bengkel dimana tempat motor Nazhira diperbaiki, ehh malah habis bensin terpaksa deh harus dorong motor sampai ke pom.

Nazhira benar-benar capek, pergi sekolah dorong motor pulang sekolah dorong motor lagi.

"Coba aja gue adik nya Aladdin, bisa terbang pake karpet biar bisa cepat sampe rumah.”

“Pengen banget gue jadi burung biar bisa terbang bebas kemanapun dia mau,” ucap Nazhira melihat ke atas langit.

Laki-laki itu menghela nafas. “Ngacoh.”

Nazhira mengangguk pelan. “Iya tahu, tapi gue emang pengen bisa kayak burung itu. Kicauannya yang merdu. Setiap hari dipenuhi oleh keceriaan. Kek ngerasa indah aja gitu lihatnya. Bisa terbang sesuka hati. Bebas kesana-kemari cari tempat yang bisa buat dia jadi nyaman. Mungkin nggak ya, sesuatu yang terasa berat bisa di buang jauh-jauh dan hilang tanpa ada yang tersisa.”

Laki-laki itu juga ikut memandang langit biru yang dipenuhi oleh awan. Terlihat beberapa burung yang terbang, berkicau riang dan saling beradu. Laki-laki itu nampak berpikir. Seolah mengerti apa yang dimaksud oleh Nazhira, ia menghembuskan nafas panjang sambil terus mendorong motor.

Terbang bebas, bisa kesana-kemari tanpa harus memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Burung benar-benar merasa dirinya hewan yang paling bahagia.

“Lagi galau-in seseorang?”

Nazhira melongo. “Haha, sok tahu nih orang. Haha. Sotoy lo. Aduh mana lagi pom bensin nya ya, kok nggak keliatan,” elak Nazhira, menoleh ke segala arah.

Sial, kenapa laki-laki ini langsung paham arah pembicaraannya.

Laki-laki itu melirik sekilas, tersenyum miring karena tebakannya benar.

“Mungkin iya, mungkin enggak,” jawabnya.

Nazhira menaikkan satu alis, memiringkan kepalanya sedikit sambil melihat wajah laki-laki itu dari kaca spion.

“Maksudnya?” Tanya Nazhira, tidak mengerti.

"Mungkin iya, jika sudah menemukan tempat yang semestinya untuk ditempati. Jika sudah merasa tepat, maka tidak akan pernah ingin beranjak dan yang sudah terlewatkan pun terlupakan begitu saja.”

MEMORIES [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang