12. Dasar cowok aneh!
“Dimas! Dim! Tungguin napa,” kata Yuda sembari berjalan cepat mengejar Dimas.
Dimas berjalan santai melewati koridor yang terlihat ramai. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Aldo yang berada di sampingnya dengan tenang memakan buah apel yang ia bawa dari rumah.
Yuda meletakkan tangannya di bahu Aldo. Ia mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan. Aldo melirik sekilas lantas menggerakkan bahunya kasar, mengusir tangan Yuda.
Yuda mendelik sinis. Ia melihat ke bawah ke arah saku celana milik Aldo. Ia tersenyum melihat ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Aldo tersedak buah apel, ia menepuk pelan dadanya saat Yuda merogoh saku celananya.
Aldo menepis kasar, ia menatap tajam pada Yuda yang kini tengah cemberut dengan tangannya yang saling bertautan. Tidak tahu kah bahwa Aldo sangat sensitif jika di raba-raba seperti itu. Apalagi pelakunya sesama jenis.
“Lo mau gue bunuh?!” Ketus Aldo.
Dimas mengerutkan kening melihat perdebatan sahabatnya kemudian memilih cuek dengan terus berjalan.
“Tapi gue mau itu,” tunjuk Yuda pada sesuatu yang ada di dalam saku celana Aldo.
Aldo melotot tajam kemudian melintir leher Yuda tidak berhenti disitu, ia juga menjitak beberapa kali kepala Yuda yang kini meringis kesakitan.
“Dasar anjing berkepala banteng!! Lo udah gila apa! Adik gue jangan di embat kampret lo ya Yud.”
“Woii!! Lo mau bunuh gue? Gue sahabat lo bego! Lepasin tangan lo! Gue susah nafas.” Yuda memberontak meminta untuk dilepaskan, ia memukul lengan kekar milik Aldo secara bruntal.
Semua murid yang masih berkeliaran di koridor menatap bingung mereka bertiga. Dimas tertawa kemudian bersiul pelan, sama sekali tidak memperdulikan perdebatan orang di sebelahnya.
“Adik apaan? Gue cuma mau chocolatos doang. Lepasin anjing! Oh gue tahu, ya ampun Al pikiran lo kotor banget. Astaghfirullah.” Yuda berdecak.
“Tangan lo tuh yang nakal. Sembarangan main grepe-grepe celana gue.”
“Sayanggg...,” panggil seorang perempuan pada Dimas.
Yuda berhasil meloloskan diri dari cekalan tangan Aldo. Ia menghela nafas panjang kemudian menyikut lengan Aldo, menyuruh Aldo agar melihat ke samping kanan sebelah Dimas.
Dimas menoleh pada seorang gadis yang kini tengah memeluk lengannya. “Apa sayang.... Mau apa dari gue?”
Yuda yang melihat adegan itu pun berlagak muntah-muntah. Telinganya panas mendengarnya.
“Kenapa? Muka nya di tekuk gitu kayak kanebo kering aja,” ungkap Dimas.
“Gue kemaren nggak jadi jalan sama dia?”
“Kenapa nggak jadi?” Dimas bertanya pada kekasihnya.
“Tiba-tiba di cancel aja sama dia. Bete ah gue.”
“Wahh parah tuh mantan lo. Biar nggak galau, lo jalan sama cowok lain aja terus pamerin ke dia.”
“Ide lo Bagus juga. Tapi siapa ya cowok yang bisa gue deketin?”
Yuda bengong seribu bahasa. Apa-apaan ini? Dimas malah menawarkan orang lain untuk Erna? Padahal Erna itu pacarnya dia. Entahlah, Yuda benar-benar tidak habis pikir dengan kedua orang itu. Baik Erna maupun Dimas. Keduanya sama-sama perlu di ruqyah. Pikir Yuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES [revisi]
RomanceSelamat datang di cerita 'MEMORIES' ______________________ Nazhira Almahyra, gadis mungil berkulit kuning langsat yang sampai saat ini masih mencintai mantan kekasihnya-Haikal Bagaswara-Alumni SMA Cendana. Kehadiran murid b...