The Babies plan (115)

2.7K 314 196
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Mau main di luar tidak?!" Lucas terlihat sangat bersemangat mengajak para vampir kecil main diluar. Hendery dan Jaemin sudah bangun, jadi mereka ingin main bersama.

"Ayo main di luar!! Kita main trampolin!" Lucas.

"Ga ah.. Annass.." [Ga ah, panas] Renjun langsung menggelengkan kepalanya, tidak mau main di luar.

"Ga.." Jaemin juga menggelengkan kepalanya, Renjun tidak mau main di luar jadi dia juga tidak mau.

"Di luar panas... Mataharinya terik. Jangan aneh aneh dong, nanti kalau mereka sakit bagaimana?" Jungwoo berkomentar saat melewati Lucas dalam perjalanannya ke dapur untuk membantu Ten memasak.

"Iyah.. Imana?" [Iya.. Bagaimana?] Renjun.

"Ih.. Dasar Nakamoto Junior." Lucas mencubit gemas pipi Renjun.

"Main di dalam saja.. Sebentar lagi juga hyung hyung mereka pulang." Taeyong duduk di sofa, bersama Winwin yang sedang minum darah.

"Nono mau pulang tidak apa apa kalau Tae disini? Jaehyun ke rumah sakit kan?" Winwin.

"Nono nanti mau kesini katanya. Tadi pagi dia itu mau kesini dan ke rumahmu juga Win. .. Tapi bangun kesiangan, jadi tidak jadi. Terus katanya nanti dia mau langsung kesini sepulang sekolah nanti, paling hanya pulang sebentar menaruh tas dan mengambil hadiah. Rumah juga tidak dikunci kok" Taeyong.

"Hadiah?" Ten yang baru datang dari dapur terlihat bingung. Jaemin dan Renjun langsung menoleh pada Taeyong saat Taeyong bilang Jeno dan hadiah dalam satu kalimat.

"Ah.. Aku lupa." Taeyong melirik Jaemin dan Renjun yang kini menatapnya.

"Buat yang sedang ngambek..." Bisik Taeyong lirih. Kini Jaemin memicingkan matanya, tidak dapat mendengar perkataan Taeyong.

"Oooh hadiah buat Mamanya? Hahahahha" Ten tertawa, memberikan gelas berisi darah pada Taeyong sembari melirik Jaemin dan Renjun yang kembali sibuk bermain. Ten kemudian tertawa pelan dan kembali ke dapur, meneruskan memasak bersama Jungwoo.

"Tae sudah bisa minum darah biasa?" Winwin menunjuk gelas di tangan Taeyong.

"Sedikit sedikit, tapi masih harus lebih banyak menggigit manusia." Taeyong menyeruput sedikit darah dari gelasnya.

"Kasihan kan kalau aku gigit mereka hampir setiap hari..  Jadi pelan pelan harus diusahakan. Kata Jae tidak apa apa asalkan asupan darahku cukup." Taeyong mengelus perutnya dan tersenyum.

"Jung junior yang ini lebih parah ya minta darahnya daripada Jeno dulu.. Hahahaha..." Yuta tertawa, bukan karena menertawakan Taeyong tapi karena Yangyang menggigit hidungnya.

"Perut Tae juga sepertinya lebih besar loh... Apa karena hamil anak kedua?" Winwin membandingkan perutnya dengan Taeyong. Kalau perut Winwin terlihat besar karena ia juga tambah gendut setelah hamil, tapi Taeyong yang kurus justru terlihat punya perut yang hampir sama besarnya dengan Winwin.

"Aku juga tadinya berpikir karena ini anak kedua. Tapi selain itu juga karena ukurannya besar. Saat pemeriksaan terakhir Jae bilang Jung junior yang ini lebih besar dari Jeno." Taeyong. Winwin langsung menelan ludahnya mendengar perkataan Taeyong.

"Injun yang kecil begitu saja keluarnya sakit sekali. Bagaimana yang lebih besar dari Jeno..." Winwin langsung mengelus perutnya.

"Udah.. Kawauso jangan terlalu besar ya nanti... Seperti gege saja ya? Yang normal." Winwin terus mengelus dan berbicara pada perutnya. Taeyong hanya tertawa mendengar ucapan Winwin.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang