Practice (119)

2.4K 321 132
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

'Ttok ttok ttok'

"Mark hyung... Tolong buka pintunya dong... Papa mau bicara sebentar." Ten mengetuk pintu kamar Mark. Tadi ia sempat dengar suara dari dalam kamar Mark, jadi sepertinya Mark sudah bangun.

"Mark... Sebentar sa..."
'Ceklek'

Ten tersenyum begitu pintu kamar Mark terbuka dengan Mark yang tiba tiba langsung berlari lagi ke dalam kamarnya dan buru buru bersembunyi di balik selimut.

"Papa masuk kamar Mark ya?" Ten masuk ke dalam kamar putra sulungnya. Sepertinya Mark masih marah, karena si sulung Seo itu tidak menjawab dan tetap sembunyi di dalam selimutnya.

Ten perlahan duduk di tepian tempat tidur Mark dan membelai lengan Mark yang tertutup selimut.

"Papa minta maaf ya sayang..." Bisik Ten. Mark masih tetap diam.

"Maafkan Papa sudah tidak percaya pada Mark hyung..." Ten. Kali ini Mark bergerak, perlahan Mark menurunkan selimutnya dan menatap Ten dengan mata yang sembab dan basah.

"Oh swertheart.. I'm really sorry... Maafkan Papa... " Ten langsung merentangkan tangannya saat Mark duduk dan memeluknya lalu menangis.

"Maaf ya, Mark pasti terluka sekali karena Papa menuduh dan tidak percaya pada Mark. Maafkan Papa ya? Papa tidak tahu..." Ten membelai kepala Mark yang kini menagis sesegukan.

"Hikss.. Mark sedih.. Papa tidak percaya hikss.. Pada Mark..." Mark terus saja menangis.

"Iya.. Maafkan Papa ya?" Ten melepas pelukannya dari Mark dan membelai rambut Mark, lalu menghapus air mata di pipi Mark.

"Mark mau kan maafkan Papa?" Tanya Ten.

"Hikss.. Bukan Mark yang sembunyikan tablet Papa.. Hikkss.. Mark juga tidak lupa.. Tabletnya sudah Mark taruh di meja Papa...hikss..." Bisik Mark. Ia masih terganggu dengan tablet Ten yang hilang.

"Iya sayang.. Papa tahu. Bukan Mark yang sembunyikan. Tablet Papa sudah ketemu kok." Ten tersenyum dan membelai pipi Mark yang masih menangis.

"Sudah ketemu?" Tanya Mark. Ten mengangguk.
"Ternyata Nana dan Dery yang sembunyikan. Maaf ya Papa sudah curiga pada Mark." Bisik Ten. Mark langsung bernapas lega setelah memastikan tablet Papanya memang sudah betulan ketemu.

"Ini ada yang mau minta maaf... " Suara Johnny tiba tiba terdengar dari arah pintu. Mark dan Ten menoleh. Di depan pintu kamar Mark sudah ada Johnny dengan Jaemin dan Hendery yang berdiri menundukkan kepalanya. Mereka berdua masih menggunakan bath robe.

Tadi setelah mandi sore dan akan masuk ke kamar untuk pakai baju, Hendery dan Jaemin mendengar suara isak tangis hyung mereka dan mengintip ke kamar Mark. Jadi Johnny langsung saja menggiring mereka berdua masuk ke kamar Mark.

"Hyung sedih sekali loh karena Papa sudah salah menuduh Hyung yang ambil tabletnya. Padahal bukan Mark hyung yang ambil." Ucap Ten saat kedua putra kembarnya sudah ada di samping ranjang Mark.

Ten mengernyitkan dahinya saat melihat wajah Hendery lebih sembab dari saat sebelum kedua putra kembarnya itu diajak mandi sore oleh Johnny.

"Hyung sedih sekali ya? Maafkan Daddy juga ya... Sudah tidak percaya pada Mark hyung..." Johnny belutut disamping tempat tidur Mark. Mark mengangguk dan gantian memeluk Johnny.

Ten melirik kedua putra kembarnya yang tampak gelisah.

"Yang ambil dan sembunyikan tablet Papa itu Nana dan Dery... Maaf ya, Mark hyung harus dituduh sesuatu yang Mark hyung tidak lakukan. Mark hyung pasti sedih sekali ya?" Ten berbicara pada Mark sembari terus melirik kedua putranya yang masih menunduk.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang