Jangan sakit, Mama (141)

2.4K 301 253
                                    

Mari kita kembali ke alur cerita setelah gemas gemas beberapa chapter.

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Hahaha Injun seeeeeeetiap hali celita tentang Shotalo. Shotalo minum dalahnya gemas, Shotalo menangis kalau Injun cium waktu tidul, Shotalo ketawa kalau Injun tiup pelutnyaㅡ pokoknya semua tentang Shotalo." Jeno memainkan jari-jemarinya menyusuri perut Taeyong yang tertutup selimut.

"Injun kan baru punya adik, jadi sedang senang-senangnya menghabiskan waktu bersama adiknya." Bisik Taeyong, membelai kepala putra sulungnya yang kini bersandar di lengan kanan Taeyong.

"Kalau dedenya Nono kapan kelual?" Jeno mengangkat wajahnya dan menatap Taeyong.

"Hmmm... Kalau cepat sekitar 1 bulan lagi." Taeyong menunjukkan jari telunjuk tangan kirinya pada Jeno.

Jeno menghela nafas pelan dan kembali menyandarkan kepalanya, lalu mengelus perut Taeyong.

"Gamau lebih cepet lagi, Ma? Kan kata Papa dedenya Nono udah boleh kelual." Jeno.

"Jangan dong sayang, kan belum waktunya." Taeyong.

"Tapi kata Papa, kelualin aja. Gapapa." Jeno kembali mendongak dan menatap Taeyong penuh harap.

"Dedenya Nono udah gede disini, dan Mama jadi sakit telus gala gala dede." Bisik Jeno dengan suara yang agak serak, menahan tangis.

"Kata siapa Mama sakit?" Taeyong.

Jeno diam dan terus memainkan jari-jemarinya di perut Taeyong.

"Nono dengar dari siapa kalau Mama sakit karena adik bayi?" Tanya Taeyong kembali. Jeno menghela nafasnya dan kemudian menyembunyikan wajahnya di lengan Taeyong.

"Nono sayang.. Mama gatau Nono dengar dari siapa kalau Mama sakit karena dede bayi, tapi Mama tidak sakit." Taeyong.

"Bo ong!" Jeno mencengkram erat lengan Taeyong yang kini menghela nafasnya merasakan lengan bajunya basah. Sepertinya Jeno menangis.

"Mama tidak sakit..." Taeyong membelai punggung Jeno dan mencium pucuk kepala putra sulungnya. Jeno terus diam dan menangis.

"Nono kenapa?" Tanya Jaehyun yang bingung begitu melihat putranya memeluk erat tangan Taeyong dengan punggung yang naik turun dengan cepat dan berat.

"Menangis." Jawab Taeyong.
"Letakkan di meja dulu saja." Taeyong langsung menyuruh Jaehyun meletakkan segelas darah di tangan Jaehyun.

"Langsung diminum. Nanti kalau di letakkan di meja Mama lupa lagi seperti kemarin." Jaehyun mendekatkan gelas berisi darah yang sudah diberi sedotan ke bibir Taeyong.

"Nono masih menangis..." Taeyong.

"Papa yang pegang. Mama tinggal minum." Jaehyun terus memaksa Taeyong minum darahnya. Taeyong mendengus pelan sebelum kemudian membuka bibirnya yang kering dan memasukkan ujung sedotan ke dalam mulut.

Jaehyun tersenyum melihat Taeyong minum darahnya perlahan. Satu teguk, dua teguk, tiga tegukㅡ

"Sudah." Taeyong langsung berhenti minum dan mendorong gelas di tangan Jaehyun menjauh dari dirinya.

"Astaga Ma.. Mama baru minum sedikit. Tadi juga saat makan malam Mama hanya minum seperempat gelas kan?" Jaehyun.

"Sudah ah, mual." Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Mamaaaaa.. Minum lagi!" Jeno langsung mengangkat wajahnya yang kini sembab karena menangis untuk protes pada Taeyong.

"Mama kenyang." Jawab Taeyong sembari tersenyum dengan lembut pada Jeno.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang