Nanti Dery Mimpi Buruk (171)

2K 259 139
                                    

✨Jangan Lupa Vote dan Comment✨

***

"Kalau Dejun pergi ke luar tidak bilang pada Pabbi, kan Pabbi dan Baba jadi khawatir," Jungwoo melepas pelukannya dari Dejun dan membelai lembut kepala putranya yang kini menguap lebar dengan mata yang dikedip-kedipkan.

"Jyunjyun biyyang, Pabbi." [Dejun bilang, Pabbi.] Bisik Dejun dengan lirih, juga bingung. Tadi Babanya juga bilang pada Dejun kalau ia tidak boleh pergi ke luar tanpa izin Pabbi atau Babanya, padahal Dejun sudah minta izin. Taemin yang memintakan izin.

"Dejun tadi tidak bilang pada Pabbi," Jungwoo menatap putra sulungnya dengan serius. Baru kali ini Dejun keluar tanpa izin padanya dan bahkan sampai berjalan jauh.

"Tadi Taeminnie kan udah bilang sama Om Uwu." Ujar Taemin yang kini sudah duduk di sofa dengan tangan kanan menggenggam kotak darah kemasan dan tangan kiri menggenggam plastik bening berisi ikan. Itu ikan milik Jeno yang diberikan untuk Taemin, Jeno bisa cari lagi kapan-kapan.

Jungwoo mengernyitkan dahinya, kembali mengingat-ingat apa yang diucapkan Taemin padanya saat berpamitan main tadi.

"Taeminnie kan udah bilang, kita mau main di lual. Dan ga akan dekat-dekat danau." Ujar Taemin kembali.

"Iyah." Hendery melepaskan sedotan dari dalam mulutnya dan ikut menganggukkan kepala, membenarkan perkataan Taemin. Mereka main ke luar dan tidak dekat-dekat dengan danau.

Ten menoleh pada Jungwoo yang kini memejamkan matanya dan menarik nafas panjang sebelum ia hembuskan kembali dengan perlahan.

"Tadi Taemin memang bilang padaku kalau mereka mau main di luar dan berjanji tidak akan main di dekat danau." Bisik Jungwoo. Taemin memang tidak salah, Jungwoo saja yang tidak menyangka kalau ketiga anak kecil yang baru kembali ini akan main sampai ke luar lingkungan tempat tinggal mereka.

"Lain kali jangan bohong lagi Der, jangan bawa anaknya Om Lucas jauh-jauh." Lucas dengan gemas mencubit pipi Hendery yang langsung berbalik badan memungungi Lucas untuk menyingkir. Sama seperti Taemin, kedua tangan Hendery juga sibuk menggenggam kotak darah dan plastik bening berisi ikan.

"Deyyi ga bwo ong!!" [Dery ga bohong!!] Teriak Hendery dengan kesal.

"Yasudah. Pabbi yang salah karena tidak tanya lagi sama Dejun Gege, kemana Dejun Gege mau bermain. Lain kali, izinnya pada Pabbi yang lengkap ya? Kalau mau main ke luar hanya di sekitar sini, ke rumah Dery, atau ke rumah Nono hyung, atau ke rumah Injun, boleh. Tapi, kalau ke luar sampai mewati gerbang bilang dulu yang jelas ya pada Pabbi atau Baba?" Nasihat Jungwoo pada Dejun yang hanya mengangguk dan mengusap-usap matanya dengan punggung tangan. Kali ini memang Jungwoo yang teledor karena tidak menanyakan dengan jelas kemana anaknya akan bermain.

"Dery juga kalau mau lihat sapi bilang pada Papa atau Daddy. Atau bilang Mark hyung juga tidak apa-apa. Jangan pura-pura tahu jalan ke tempat sapi dan pergi sendiri seperti tadi. Oke?" Johnny menarik Hendery yang sejak tadi cukup pasrah pipinya dicubiti Lucas.

"Dery bisa kan? Bisa kan bilang pada Daddy atau Papa kalau mau pergi-pergi lagi? Jangan sendirian seperti tadi ya? Bahaya kalau tidak ada orang dewasa." Johnny berbisik dan membelai kepala Hendery yang kini duduk di pangkuannya dan menyandarkan kepalanya di dada Johnny sembari terus minum darah. Sepertinya Hendery mulai mengantuk.

"Yyemin hyung wwewatta Dedii..." [Taemin Hyung dewasa, Daddy.] Hendery menunjuk Taemin dengan tangan kanannya yang masih menggenggam kotak darah kemasan, sementara tangan kirinya masih menggenggam erat plastik bening berisi ikan.

"Taemin belum dewasa, Taemin masih anak-anak." Ujar Jinki. Ternyata Taemin yang menganggap dirinya sudah dewasa itu bisa menjadi sesuatu yang meresahkan.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang