Rumah Harabeoji (170)

1.7K 280 151
                                    

Ini isinya cuma anak yang hilang dan anak yang nyariin.

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Syapi awuh?" [Sapinya masih jauh?] Tanya Dejun dengan lemas, untuk kesekian kalinya. Mereka bertiga sudah berjalan lama sekali, tapi tetap tidak ada satupun sapi yang terlihat sejak tadi.

"Ga.. Ga awuh..." [Engga.. Engga jauh...] Bisik Hendery, sama lemasnya dengan Dejun. Matahari siang ini sangat terik, dan kulit tangan juga kaki Hendery mulai terasa perih.

"Jyunjyun hawus..." [Dejun haus...] Dejun memegangi lehernya yang terasa kering dan perih. Baru pertama kali ini ia merasa sangat kehausan sampai tenggorokannya terasa sakit.

"Deli benelan tau jalannya ga sih? Kita udah jalan lama banget..." Taemin mendengus pelan dan berhenti berjalan saat melihat rumah dengan atap berwarna biru. Mereka sudah melewati rumah ini tiga kali.

"Taeminnie cape!!" Teriak Taemin, langsung berjongkok dan menolak untuk melanjutkan perjalanan. Hendery juga langsung berhenti berjalan dan menghampiri Taemin, Hendery juga lelah berjalan terus menerus di bawah terik matahari.

"Jyunjyun yyape." [Dejun (juga) cape.] Keluh Dejun, ikut berjongkok disamping Taemin.

Hendery mengedarkan pandangannya, mereka kini lagi-lagi ada di wilayah perumahan yang sepi. Seingat Hendery waktu ia lihat sapi kemarin, ada tanah lapang yang cukup besar. Tapi Hendery belum melewati tempat seperti itu sejak tadi.

"Tanan Jyunjyun ayya..." [Tangan Deju  sakit..] Dejun mengangkat tangannya yang kini merah-merah dan menunjukkannya pada Hendery.

"Ayya Deyyi... Ayya..." [Sakit Dery.. Sakit...] Keluh Dejun. Kulitnya terasa perih tersengat matahari terlalu lama. Keadaan tangan dan kaki Hendery juga sama, mulai merah dan terasa perih.

"Hhuuuffttt... Huuuffftt.. Ayya pwegi yah.. Pwegiii.." [Huuffftt.. Hufffttt.. Sakit pergi ya.. Pergi...] Hendery ikut berjongkok dan meniupi tangan Dejun.

"Dah?" Tanya Hendery, setelah ia meniup tangan Dejun beberapa kali.

"Beyyum. Ayya." [Belum. (Masih) sakit.] Jawab Dejun, mengusap-usap tangannya yang tadi ditiup Hendery.

"Taeminnie hyung juga sakit." Taemin ikut menyodorkan tangannya yang sama merahnya dengan tangan Dejun dan Hendery.

"Deyyi yyembuh yah?" [Hendery sembuhkan ya?] Bisik Hendery sebelum menarik nafas dalam-dalam, bersiap meniup tangan Taemin.

"Ppppffffttttttttttttt..."

"Kok basah!!" Teriak Taemin, langsung menarik tangannya. Tadi Dejun ditiup pelan-pelan oleh Hendery, tapi saat meniup tangan Taemin, Hendery justru seakan menyemburkan air liur ke seluruh tangan Taemin.

"Yyembuh!!" [(Biar) sembuh!!] Teriak Hendery, mencoba kembali menarik Taemin.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut disini?"

Hendery, Taemin, dan Dejun langsung menoleh dan mendongakkan kepala mereka sembari menyipitkan mata saat mendengar suara seorang pria yang terdengar gemetar dan serak.

"Kenapa panas-panas begini main di luar?" Tanya sosok yang berdiri tidak jauh dari Hendery, Taemin dan Dejun.

Dejun menoleh pada Hendery yang kini langsung berdiri dan membungkukkan badannya.

"Anyyeoyyeyo..." Hendery membungkuk dalam, ia ingat untuk selalu membungkuk sopan saat bertemu manusia-manusia keriput seperti Baekho Harabeoji di kantor Daddynya.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang