Go Home (101)

3.2K 371 190
                                    

✨Jangan lupa Vote dan Comment✨

***

Kalimat tercetak miring = percakapan dengan bahasa mandarin.

Yuta duduk bersandar dengan lemas, tangannya terus menerus menepuk nepuk Renjun dalam pangkuannya yang kini terlelap. Sesekali Yuta menarik nafasnya dalam-dalam, dan kadang terbatuk saat merasakan rusuknya sakit. Meski luka luka di permukaan tubuh Yuta sudah hilang, namun Yuta masih bisa merasakan rasa sakit dibeberapa bagian tubuhnya.

Henry memukuli Yuta hingga babak belur. Bahkan beberapa tulang rusuk Yuta sampai patah. Belum lagi Yuta yakin beberapa tulang di kaki, tangan dan bahkan tulang tengkoraknya sempat ada yang retak tadi. Beruntungnya Yuta adalah seorang vampir dengan kemampuan menyembuhkan diri yang cepat. Meski hingga sekarang Yuta masih belum pulih sepenuhnya.

"Injun dengan Mama saja, biar Yuta bisa istirahat dengan benar..." Yuta menoleh dan mendapati ibu mertuanya sedang berdiri di samping kursi Yuta. Sekarang Yuta, Winwin, Renjun dan kedua mertua Yuta sedang di dalam jet untuk perjalanan kembali ke Korea. Menuruti kemauan Winwin.

"Tidak apa apa Ma.. Biar saja Injun tidur disini dengan Yuta... Nanti malah Injun bangun dan menangis lagi kalau dipindah." Bisik Yuta. Renjun memang sempat menangis meraung raung melihat Papinya babak belur dan penuh luka dipukuli kakeknya.

"Hhhh... Maaf ya Yuta... Babanya Winwin memang keterlaluan... Pasti masih sakit ya?" Bisik Li Mei khawatir. Yuta tersenyum.

"Yuta tidak apa apa Ma... Yuta juga salah tadi sempat marah dan kehilangan kendali padahal Winwin sedang hamil besar." Bisik Yuta. Li Mei hanya menghela nafas menatap menantu kesayangannya dengan khawatir.

"Winwin?" Tanya Yuta pada Li Mei. Sejak berangkat tadi Yuta sama sekali tidak berbicara pada Winwin.

"Di bedroom... Tidur dengan Babanya...hhhh Anak itu memang... Sudah punya mate dan anaknya mau dua saja masih jadi baobeinya Henry..." Li Mei. Yuta hanya tersenyum. Winwin terkadang memang masih suka bermanja manja pada orang tuanya. Terutama pada babanya.

"Tapi tidak apa apa kan kalau kami ikut ke Korea?" Li Mei. Yuta kembali tersenyum dan mengangguk.

"Yuta malah tenang kalau ada Mama disana..." Bisik Yuta yang terus tersenyum. Rusuknya sudah mulai terasa lebih baik sekarang.

***

"Hooooaaaamm..." Haechan menggaruk garuk perutnya dan berjalan ke arah ruang makan.

"Masih ngantuk ya anak Papa?" Tanya Taeil sambil tertawa. Haechan tidak menjawab dan duduk di kursinya. Haechan kemudian diam menatap Taeil yang sedang minum darah sembari membaca koran.

"Kenapa?" Tanya Taeil.
"Mama mana?" Tanya Haechan saat tidak melihat sosok Doyoung di sekitarnya.

"Ke rumah Om Yuta." Jawab Taeil.
"Bukannya Om Yuta sama Om Winwin ga di rumah? Ngapain Mama kesana?" Haechan.

"Om Yuta sama Om Winwin sedang perjalanan pulang. Kakek sama Neneknya Injun juga ikut, jadi Mama sedang mengawasi pegawai yang bersih bersih rumahnya Om Yuta." Taeil.

"Oooh..." Haechan mengangguk-anggukan kepalanya dan bersandar di kursi. Taeil juga kembali membaca korannya.

"Kenapa?" Tanya Taeil setelah beberapa saat Haechan terus menatapnya.
"Papa ke kantor?" Haechan. Taeil berfikir sejenak dan kemudian mengangguk.

"Tapi siang." Jawab Taeil.
"Kalo Mama hari ini ga ke kantor tuh. Mau nemenin Mamanya Nono lagi, Papanya Nono mau ke rumah sakit sebentar katanya." Taeil. Haechan langsung murung mendengar kata rumah sakit.

[END] Life of Immortals pt.2 [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang