"Dok ada yang mau saya sampaikan. Bisa ikut saya ke rooftop sebentar?"
"Apa Sar. Saya gak ada waktu buat kamu" tolak Samuel yang masih sibuk dengan laporan kesehatan pasien dibeberapa kamar.
"Sebentar saja dok"
"Ini masih jam kerja, bukankah kamu tahu"
"Ada.... Ada bu Diandra pak"
Samuel langsung menatap Sarah "benarkah?"
"I...iya pak"
Tanpa tunggu apapun lagi, Samuel segera bangkit dan berlari begitu mendengar nama istrinya disebut.
"Di...Diandra Sayangg" teriak Samuel ketika tak menemukan istrinya
"Saya suka sama bapak" Teriak seseorang yang membuat Samuel langsung berbalik badan
"Dimana istri saya?"
"Pak ini udah satu bulan, dia tidak akan kembali. Sampai kapan bapak tak bisa melihat cinta saya?"
"Kamu gila" maki Samuel
"Iya pak. Saya gila, saya gila karena mencintai bapak dari masa kuliah"
"Sarah jangan bercanda" bentak Samuel
"Emang salah ya pak, kalau saya cinta sama bapak"
Samuel mengusap wajahnya kasar. Ia sudah teramat pusing jika Jeslyn mengganggunya, dan sekarang Sarah yang merupakan asistennya juga menyukainya. Bisa-bisa Samuel gila gara-gara 2 perempuan ini.
"Saya tidak bisa membalas cinta kamu. Kembali bekerja"
Samuel berlalu begitu saja. Hingga langkahnya terhenti kala merasakan ada yang memeluknya begitu erat.
"Sarah lepas" bentak Samuel
"Buka mata bapak. Istri bapak sudah pergi jauh. Dia sudah tidak mencintai bapak. Bisakah bapak melihat ketulusan saya selama ini? Bapak lupa, segala hal yang bapak butuhkan, saya selalu memenuhinya dengan baik"
Samuel menghembuskan nafasnya kasar "Saya akan tetap mencintai istri saya. Dan soal memenuhi segala kebutuhan saya, itu adalah tugas kamu sebagai asisten dokter"
"Sayanggg" teriak seseorang diujung pintu
Kepala Samuel langsung pusing kala indra matanya menangkap seseorang yang sangat ingin ia hindari.
"Ihhhhh lo pergi" sentak Jeslyn melepaskan pelukan Sarah di tubuh Samuel
"Kamu dipeluk peluk dia kok diem" rengek Jeslyn
Samuel benar-benar muak dengan kedua wanita ini. Ia segera berlalu meninggalkan dua wanita yang bertengkar tidak jelas.
"Gara-gara lo, Sam jadi pergi" bentak Jeslyn ketika menyadari Samuel sudah tak ada diantara mereka berdua
"Lo yang ganggu gue" bentak Sarah
Keduanya segera berlari mencari keberadaan Samuel.
Dilain sisi, Samuel berhasil melarikan diri dari kedua perempuan pengganggu itu. Ia segera masuk ke ruang operasi setelah melakukan beberapa tahapan dengan kilat. Nafasnya memburu dan keringat bercucuran di dahinya.
"Lo kenapa lari-larian?" Tanya Fiko, dokter bedah yang akan menemaninya kali ini
"Bisa gila lama-lama kalau istri saya tidak kembali"
"Kamu sudah gila semenjak bu Diandra menghilang"
"Bukan Fik, Jeslyn dan Sarah suka sama saya"
Fiko membulatkan matanya sempurna