Setelah sarapan pagi bersama, mereka bertiga--Samuel, Diandra, dan Tari-- duduk di ruang tv menikmati acara televisi
"Sam, mama rasanya sudah tidak sanggup deh memegang perusahaan papah kamu yang ada di sini"
"Biar Sam aja mah"
"Tapi kamukan udah dokter kalau nanti juga CEO kamu gak akan ada waktu buat Diandra" ucap Tari
"Diandra gapapa kok mah" ucap Diandra ia tak mau membuat suaminya kebingungan
"Maafin mamah ya Diandra, anak mamah cuma dua, yang satu sudah handle perusahaan yang ada di luar negeri. Dan yang di Jakarta harus ada yang menghandle juga"
"Iya mah gapapa" ucap Diandra dengan senyum manisnya
"Ini semua juga kesalahan dia kan mah. Kalau papa gak meninggal akibat kecerobohan keluarganya. Pasti kita gak akan kesusahan seperti ini" sinis Samuel
"Sam jangan bicara seperti itu. Ini takdir" bentak Tari
"Kenapa sih mamah selalu belain pembunuh itu"
"Sam berani kamu menyebut istri kamu sebagai pembunuh lagi, mamah tidak akan pernah anggap kamu sebagai anak mamah lagi" bentak Tari
Diandra jadi merasa tak enak. Pagi-pagi sudah ada keributan
"Sudah mah, jangan seperti itu. Mas Samuel benar, keluarga Diandra memang pembunuh" lirih Diandra berusaha menenangkan mama mertuanya
"Mamah capek tau Sam harus bilangin kamu pakai cara apa lagi. Semoga kamu sadar bukan karena penyesalan datang terlebih dahulu"
"Kamu belum tahu pedihnya kehilangan orang. Dan saat kamu kehilangan Diandra, kamu baru tahu, bahwa yang paling kamu butuhkan adalah istrimu sendiri" bentak Tari kemudian langsung berdiri dan menuju ke kamarnya.
Kini hanya ada Diandra dan Samuel yang ada di ruang tv
"PUAS KAMU" bentak Samuel yang sukses membuat Diandra terkejut.
"Maaf mas" ucap Diandra ketakutan
"Kamu apain mamah sampai belain kamu terus?"
"Enggak mas. Maaf"
Samuel berlalu, dan Diandra tak melepaskan pandangannya dari Samuel. Kemanakah suaminya akan pergi?
"Ohh ke taman belakang" batin Diandra
Diandra mengetuk pintu kamar mamahnya
"Mah ini Diandra. Boleh masuk?"
"Masuk sayang"
Setelah mendapat izin, Diandra langsung masuk ke dalam kamar mamahnya
"Sabar ya sayang. Samuel hanya belum bisa meredakan emosinya"
Diandra mengangguk
"Kamu harus sedikit agresif sayang. Mamah punya saran buat kamu. Kamu harus melawan Samuel, jangan lemah dihadapannya. Apapun yang di larang Samuel, kamu harus lakukan. Kalau perlu kamu harus tinggalkan dia beberapa hari, biar dia sadar, dia tak bisa hidup tanpa kamu"
Diandra mendengarkan dengan seksama, dan memikirkan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya.
"Ah sebentar mamah punya sesuatu"
Tari bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke salah satu almari kecil yang ada di sudut kamarnya. Lalu kembali dengan membawa sebuah buku yang masih bersegel rapi
Diandra menerima buku itu lalu membaca judulnya "cara menaklukkan hati suami"
Meski sedikit terkejut, namun Diandra rasa, ini yang dia butuhkan
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE Seasone 2 [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsSequel dari Mine : Dia Adalah Milikku