24~Bencana

267 31 0
                                    

"Aku akan kembali ke Indonesia, untuk kasih surat cerai ke Samuel" ucap Farel ke istrinya

"Tapi mas, ini tanpa seizin Diandra, apakah nanti Diandra tidak akan terluka?" Ucap Fani pelan-pelan

"Ini yang terbaik buat dia" tegas Farel

Fani menghembuskan nafasnya kasar, ia tak ada pilihan lain. Akhirnya setuju dengan keputusan suaminya.

"Iya mas hati-hati"

Farel kembali ke kamarnya untuk mengambil berkas yang sudah lama ia siapkan

"Kakak mau kemana?" Tanya Diandra yang menghentikan langkah kaki Farel

Farel mendekat ke Diandra dan memeluknya erat.

"Kakak harus pergi sebentar, ada urusan"

Setelah pelukan itu terlepas, mata Diandra tertuju pada amplop coklat yang dipegang kakaknya. Dengan cepat Diandra merampasnya dan berlari ke kamarnya.

Farel yang tersadar langsung berteriak dan mengejar Diandra. Gerakannya kalah cepat, dan Diandra berhasil mengunci pintu kamarnya.

"Dii.. bukaa" Farel terus menggedor-gedor pintu kamarnya Diandra

Di dalam kamar, dengan segera Diandra melihat isi amplop itu, betapa terkejutnya dia setelah tahu apa isinya.

"Oh jadi isinya surat cerai kak? Aku gak setuju kakak ngelakuin ini ke aku" teriak Diandra dari dalam kamarnya

"Itu yang terbaik buat kamu dek" ucap Farel

Diandra membuka pintu kamarnya dengan air mata yang masih mengalir deras

"Jangan nangis" Farel menghapus air mata Diandra lalu menariknya dalam pelukannya

"Kakak mohon jangan nangis. Kamu tahukan, itu kelemahan kakak"

"Kakak jahat" lirih Diandra

"Nggak. Kakak nggak jahat. Kakak sayang banget sama Diandra" ucap Farel mempererat pelukannya

Diandra melepas pelukannya secara paksa dan segera menghapus air matanya.

"Kalau surat cerai itu sampai ditangan suami aku. Kakak gak akan pernah lihat aku di dunia ini lagi" bentak Diandra kemudian pergi

"Di..."

"Sudah mas, biarkan saja. Diandra butuh waktu" cegah Fani

🌵🌵🌵🌵🌵

Diandra berjalan tak tentu arah. Ia ingin menghilangkan rasa sakit hatinya akibat ulah kakaknya sendiri.

Tak membawa dompet, ponsel, bahkan kini ia tak memakai sandal. Jika orang memandangnya pasti akan merasa bahwa Diandra adalah orang miskin. Diandra tak peduli itu, yang pasti ia masih kesal dengan kakaknya.

Tin tin

Suara klakson mobil membuat Diandra terhenti lalu melihat mobil siapa yang menyapanya itu

"Di, kamu kenapa?" Ucap seseorang yang menyembulkan kepalanya dari kaca mobilnya

"Mau jalan-jalan" jawab Diandra seadanya

Terlihat orang itu meneliti penampilan Diandra dari atas hingga bawah, bukan seperti orang yang mau jalan-jalan, tapi seperti orang yang baru saja kabur dari rumah

"Jangan bohong. Masuk sini" ucap orang itu

"Gak perlu Gib"

MINE Seasone 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang