Question - 08

1.1K 137 2
                                    

Life is as simple as these three questions: What do I want? Why do I want it? And, how will I achieve it?

Shannon L. Alder



.
.
.
.



"Sialan. Ck! Dia mendorongku dengan seluruh kekuatannya."

"Ah! Bisa tidak kalian bertengkar nanti saja. Kalian sungguh mengganggu suasana."

Jaehyun menggaruk rambut nya prustasi. Dengan polos ikut berjalan di belakang Mingyu yang terus melangkah, sesekali menendang batu dan sampah sampah kecil di dekat kakinya, berjalan tanpa tujuan.

"Bagus. Sekarang aku ketinggalan pesta."

"Pergilah. Aku akan menghilangkan pheromonku sambil berjalan."

Jaehyun melirik sinis pangeran Solasta di depannya, "Oh benarkah? Aku bertaruh kau akan sampai di depan rumah Omega manis itu," Ucapnya terkekeh.

Mingyu berhenti. Membuat Jaehyun menubrukan dirinya pada punggung Alpha yang tampannya sebelas duabelas denganya. Ia meringis perlahan, lalu sinisannya bertembah saat Mingyu mengumpatinya pelan.

"Bertaruhlah dengan dirimu sendiri."

"Cih. Baiklah. Setidaknya aku akan menang dengan banyak peluang."

Jaehyun lantas membiarkan Mingyu berlalu. Ia menatap punggung lebar yang semakin hilang dalam redup cahaya malam. Namun sebelum Mingyu lebih menjauh, Jaehyun memanggil pria itu dengan teriakan

"Ah Oryn! Ada yang ingin ku tanyakan padamu!"







.
.
.
.







"Knock knock!"

Jendela yang terbuka mengizinkan angin angin pagi buta menusuk kulit berbalut baju tipis Wonwoo Javan. Begitupun Soonyoung. Alpha manis itu tanpa meminta langsung masuk dan berdiri di belakang kursi Raja Philomath dengan berkas berkas di tangan.

"Selamat pagi Yang Mulia!"

"Hm? Ini sudah pagi?"

"Ya! Ku tebak kau tak tidur lagi malam ini?"

Wonwoo akhirnya menyandarkan tubuhnya. Setelah berjam jam mengurusi ini itu ia akhirnya bisa melemaskan otot ototnya. Tersenyum pada Soonyoung disebelah, Wonwoo melepas kacamatanya, "Bagaimana denganmu?"

"Aku tidak mau membuatmu iri dengan bilang bahwa tidurku sangat nyenyak malam tadi."

Wonwoo terbahak. Ia menarik lengan lembut Soonyoung, secara halus menyuruh tangan kanan terbaiknya itu supaya duduk di pahanya agar bisa ia peluk dan menghangatkan diri disana—hal kesukaan Wonwoo.

"Lantas hal penting apa yang membuatmu harus bangun dan datang kesini dini hari begini?"

Soonyoung menyimpan berkas berkas itu di meja. Menjadikan Paha Wonwoo sebagai kursinya, ia duduk dengan nyaman karena terbiasa. Membiarkan dagu lancip menusuk pundaknya. Soonyoung bahkan tak terganggu saat hidung mancung Wonwoo mengendus endus curuk lehernya.

"Laporan orang orang tak beridentitas yang mati beberapa minggu ini."

"Oh bukankah terlalu pagi untuk membahas orang mati?"

"Yang mulia. Kemarin malam kau katakan hal yang sama!"

Soonyoung tertawa geli saat hidung Wonwoo semakin menusuk curuk lehernya gemas. Bahkan gelitikan yang Wonwoo buat semakin membuat si Manis kelahiran tanah Orison itu tertawa semakin lebar,"Ah! Hentikan! Apa hal yang menurutmu bisa di lakukan setiap saat?"

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang