Choiche - 09

1.1K 159 6
                                    


Setidaknya sebagai sesama jenis manusia yang tak diinginkan, sebagai sesama manusia, dan sesama mahluk tuhan, kita harus saling menguatkan.


.
.
.
.

"Aku mengantuk."

Langit malam sama sekali bukan teman untuk seseorang. Kecuali manusia serigala. Sayangnya di dunia indah ini, tak ada mahluk seperti itu. Entahlah, mungkin ada namun mereka memilih diam dan berbaur dengan sekitar?

Seperti Junhui Nikos.

Orang orang berpikir bahwa kerajaan keluarganya runtuh dalam peperangan 50 tahun lalu. Penduduk dan seluruh keturunan bermarga Nikos mati dan tak pernah ada di bumi lagi.

Padahal tidak. Tulgey terlalu kuat dan hebat untuk mati. Keluarga Nikos terlalu luar biasa untuk pergi dari bumi. Jun pun, terlalu keren untuk tak datang dan mengunjungi rumah si manis yang tadi menangis dan meminta agar putra Solaris tak pergi.

"Maaf membuatmu meninggalkan pesta."

"Santai saja. Pesta nya pun tak menyenangkan," Jun meneguk cola yang ia bawa dari tempat teman temannya berpesta, "Aku lebih suka disini."

Minghao mengulum senyumnya. Seumur hidup baru pertama kali naik ke atas atap dan menatap bintang lebih dekat, "Aku tak mau turun melompat dan mati,"Ucapnya menunjuk kebawah.

"Aku akan menangkapmu."

Keduanya terkekeh. Menggemaskan.

Semenit setelah Mingyu dan Jaehyun pergi, Jun turut berlari. Awalnya hanya untuk menghilangkan bau pheromon yang pasti akan mengganggu para mahasiswa di dalam rumah, namun Jun malah berakhir di persimpangan rumah Minghao yang memang tak jauh dari sana.

Si manis sedang berdiri di belakang pagar balkon. Menatap kosong ke luar bak berniat melompat. Namun Jun secara tak sopan masuk kedalam rumah berpintu rusak itu, Naik ke tempat dimana Minghao berdiri lalu kembali naik ke atap rumah. Jangan tanya padaku bagaimana caranya, aku tak pernah mendaki atap rumah.

"Jadi... Kuliah mu berakhir?"

"Kami punya penilaian akhir. Ya, pada akhirnya semuanya akan lulus. Tapi penilaian akhir menentukan besar nilai kita."

Minghao mengangguk. Sejenak, pikirannya soal perusak dan pencuri di rumahnya tadi sore hilang semenjak ia menelepon Mingyu beberapa menit lalu. Apalagi saat Jun mengajaknya duduk berdua sekarang, "Itu bagus. Jadi apa yang akan kau lakukan setelah itu?"

Jun diam. Tatapannya masih setia dengan langit berbintang. Padahal katanya, Langit berbintang hanya datang setelah hujan. Nyatanya yang menurunkan air tadi bukanlah langit, melainkan omega disebelahnya.

Pangeran Tulgey itu lalu menengok kekanan, "Aku akan melakukan tugasku."

"Kau akan bekerja? Dimana?"

"..."

"Hm?"

Alpha memang punya firasat kuat. Pemikirannya selalu tepat. Dalam hati Jun berbincang dengan dirinya sendiri, apa tak apa mengatakan hal tentang Jun sedikit saja pada Omega Manis yang sudah jelas bukan miliknya ini?

"Pulang."

"Huh?"

"Aku akan melakukan tugasku di kampung halaman. Ya, seperti kembali ke tempat ku seharusnya."

"Bukankah kau tinggal di Xanchior? Di kota mana?"

"Kau mau mengunjungiku?" Kekeh Jun gemas.

"Aku hanya bertanya..."

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang