Puzzle

740 103 3
                                    

Sepertinya bocah bocah ataupun orang orang yang lahir di abad ini harus banyak bersyukur sebelumnya.

Sudah ada pesawat, Kereta cepat bahkan internet untuk mendukung kehidupan modern mereka. Dan kini, entah karena kurang bersyukur atau apa, Semua hal hal menakjubkan itu hilang bak tak pernah ada sebelumnya.

Sudah hampir satu bulan Listrik dan jaringan hilang. Bersyukur mobil masih punya tenaga dan daya untuk berfungsi sehingga masih bisa digunakan. Butuh sekitar seminggu Mingyu dan Seungcheol berkendara. Akhirnya tanah kelahiran Metanonia di Solasta sudah ada di depan mata.

Mobil melaju di antara pepohonan menjulang tinggi. Perlahan Alpha bungsu itu menurunkan jendela, merasakan angin pagi hari yang menyapanya.

Dua keturunan bangsawan Solasta itu di sambut beberapa pengawal, Jeonghan di depan pintu berdiri dengan sang putra yang tak sabar.

Yang Seungcheol lakukan pertama kali adalah mencium mate tercintanya. Kecupan singkat karena jika terlalu lama Seungcheol bisa kalap. Selanjutnya sang putra ia gendong dan peluk erat.

"Tanggal berapa kalian dari Orison? Aku tak mendengar kabar kepulangan kalian, jadi aku khawatir setiap malam."

Seungcheol merangkul pinggang Jeonghan, kepala harum Omega itu di endus bahkan di cium sayang, "Kami berangkat minggu lalu. Istirahat selama satu hari di Aita, sehari di salah satu kota di Solaris, Walau kami gunakan mobil dan tak menyetir, namun rasanya melelahkan sekali."

Mingyu mengikuti di belakang. Ia sempat dapat pelukan dari sang keponakan dan Jeonghan, namun tetap hati dan dirinya merasa menyedihkan karena merasa tersisihkan, "ummm, aku tiba tiba kepikiran, Apa kita harus mulai menulis surat sekarang?"

"Hng?surat apa! Pangeran aneh."

"Hey, Seungjae Oryn, kau yang pangeran disini! Kau yang aneh."

Sibuk meledek sang keponakan, Mingyu dengan iseng mencubit pipi Seungjae yang ada di gendongan sang Ayah. Ia bahkan menarik kaki Seungjae supaya turun dan mengejarnya.

Sedangkan 2 pasangan disana hanya melihat dari belakang sambil tersenyum gemas dengan Mingyu dan putra sematawayang mereka.

"Mingyu benar. Karena tidak bisa lagi menelopon dan tak ada lagi internet, kita harus menulis surat jika mau mengirim kabar."

"Kenapa harus? Pemerintah pasti sedang mencoba membenarkan semua masalah ini."

"Ck! Yang mulia sadarlah!"Jeonghan mencubit pinggang suaminya kesal, "ini sudah hampir satu bulan sejak internet dan listrik hilang! Apa kau yakin mereka berusaha membenarkan nya? Bahkan sekarang aku terbiasa menggunakan Lentera... ku mulai berpikir bahwa hidup ku akan kembali ke masa lalu."

Tawa besar terdengar, bibir maju milik Jeonghan Seungcheol kecup cepat. Gemas.

"Kembali ke masa lalu bagaimana? Saat kau lahir mobil dengan mesin sudah di temukan."

"Tapi pesawat dan internet belum ada. Sayang, apa kita sedang di kutuk sekarang?"

Lorong panjang berakhir di depan tembok dengan pintu besar. Jeonghan dan Seungcheol memutuskan menghentikan langkah mereka dan menatap satu sama lain, "Semua negara memutuskan menghemat bahan bakar. Pesawat dan kereta cepat di hentikan. Listrik dan internet padam. Bahkan, Banyak kebenaran baru terungkap keluar."

"Hm? Maksudmu?"

"Presiden negara Solaris dan Cappodacia ternyata seorang Alpha. Apa kau tahu itu?"

.
.
.
.
.

"Rapat antar negara?"

"Hm."

Drkkk.

Botol minuman kaca Hajoon seret ke ujung meja, "Gila... Manusia memang gila."

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang