Something - 19

941 122 15
                                    


Its feels like home

.
.
.

Jeonghan berjalan terburu buru. Pintu utama jadi tujuan pertama yang ia tuju. Kala pintu besar itu terbuka, penampakan tubuh tinggi seorang pria yang memang ia tunggu terlihat. Mingyu menunduk sebagai sapaan hormat pada sang kakak ipar yang kini bertanya

"Dimana Seungjae?"

Tepat kala teriakan Jeonghan di panggilan dengannya tadi terhenti, Seluruh orang di kampus mengeluh kehilangan koneksi. Ponsel mereka tak berfungsi, tak dapat melakukan tugasnya seperti biasa lagi. Dan keputusan Mingyu yang meminta taksi mengantarnya ke istana ternyata tepat.

Wonwoo tersenyum puas menatap kehadiran Alpha Oryn itu dan menyuruhnya pergi ke Orison menjemput Soonyoung artemis sang Mate.

Jadi, Mingyu jujur sekali malah bingung kala Jeonghan menanyai soal anaknya—sang keponakan.

Seungcheol turut bergabung. Menanyai hal yang sama (keberadaan sang putra) wajah tak tenangnya sedikit berkurang saat Mingyu bilang anak itu baik baik saja bersama Wonwoo Javan.

Seperti tujuannya : menjemput Soonyoung

Mingyu pergi ke aula dan beberapa ruangan di istana untuk menemukan Tangan kanan negara—kerajaan—Philomath. Di kawal beberapa orang, Mingyu meninggalkan Seungcheol dan sang kakak ipar.

Namun di persimpangan, di dalam istana, Suara teriakan yang memanggil bersama hadirnya sosok lelaki menghentikan langkah Mingyu dan pengawal pengawal disana.

"Pangeran Oryn!"

"...Halo."

Seokmin tersenyum, merunduk sebagai rasa hormat, "Buru buru?"

Mingyu melangkah, "Sangat," Ucapnya berniat berlalu.

"Buru buru mu mungkin bisa menunggu," Seokmin menahan lengan Mingyu, melirik 3 pengawal yang harusnya menuntun Mingyu menemui Soonyoung, "Kami akan bicara sebentar."

Pangeran Bathic sendirian. Entahlah kemana perginya bocah yang sejak tadi membututinya. Seokmin masih dengan senyum ramahnya mendorong Mingyu pelan, menyudutkannya ke tembok secara sopan.

"Mate mu heat," Bisik yang lebih kecil, bangga telah memberitahukan berita penting namun rahasia pada seorang Mingyu Oryn.

"Mate?"

"Bocah manis itu. Kau harusnya menjaganya,"Seokmin melirik salah satu pengawal yang sedang menunggu Mingyu, Alpha yang sama dengan Alpha yang menjaga pintu aula utama — pria yang menggoda Minghao.

"Banyak alpha mencurigakan sekarang, Jangan biarkan mate mu berkeliaran saat sedang heat."

Seokmin mundur. Ia hanya melampiaskan rasa marahnya mencium feromon Minghao. Feromon manis itu mengganggu hidung banyak alpha, termasuk dirinya. Sungguh, jika ia punya mate yang seharum dan semenggiurkan Minghao, Seokmin tak akan pernah membiarkannya melangkah barang satu senti pun dari jangkauannya. Terutama saat heat.

"Kurasa ada salah paham, tuan?"

"Seokmin."

"Tuan Seokmin, Aku belum memiliki siapapun untuk di sebut mate."

"Mungkin ada sebuah keralatan, my bad. Maksud ku "lelaki yang kau tandai" Minghao? Feromon kalian menyatu."

Mingyu menautkan alisnya, "Minghao?"

"Minghao Philomath, aku dengar itu namanya. Unik untuk seorang Omega tak punya darah kebangsawanan."

"Dimana kau bertemu dengannya?"

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang