summary

1.2K 67 7
                                    


Jauh sekali dari hiruk pikuk kota. Istana di tanah gersang dengan dominan warna coklat berdiri gagah walau angin menimpa. Istana atau kastil kerajaan Orison telah berdiri selama hampir satu abad lamanya.

Raja raja yang pernah memimpin semuanya Alpha luar biasa, Bahkan di saat banyak kerajaan di dunia runtuh dan hilang kekuasaannya, Orison masih sanggup mempertahankan ke monarkiaannya.

Kini yang memimpin kerajaan adalah seorang Pria muda. Mungkin dulu, para raja Seusia Hansol naik tahta karena dirasa sudah sanggup menguasai kerajaan. Namun entah karena tak ada darah keturunan asli seorang Raja, Hansol tak pernah percaya diri soal kewenangannya.

Dihadapkan oleh kenyataan pahit dimana sang Ayah tercinta wafat mengenaskan. Pilu terasa setiap malam, bertanya tanya musuh mana yang tega menembak Raja Orison tepat di kepala. Hansol tahu semua tentang kerajaan, ia di ajari sejak kecil bahwa ia akan menjadi raja di masa depan. Namun selama pelajarannya, Hansol tak pernah tahu jika Orison punya orang yang membencinya.

Langkahnya ia hentikan di depan lukisan seseorang. Belum pernah ia bertatap muka dengan Hyunbin, Pangeran sesungguhnya. Sang ayah bilang, Hyegea mempercayai Athene dan keturunannya untuk memimpin kerajaan. Jongsuk juga bilang bahwa Hyunbin pernah datang ke Orison untuk mengangkat Athene sebagai raja, Karena menjadi Raja Orison adalah sebuah perintah langsung dari Hyegea.

"Yang mulia, dimanapun engkau berada," Hansol merundukan kepala, "Ku harap keputusanmu menjadikan Athene sebagai penggantimu disini adalah hal yang tepat."

Kepala Hansol ia kembali angkat, menatap pada sosok muda dalam lukisan yang ia tak tahu masih ada di dunia atau tidak. Dalam hati ia berharap, bahwa pilihannya untuk berperang adalah hal benar. Karena keputusan ini, pilihan Hansol ini, adalah wewenang besar pertamanya sebagai Raja.

Hansol berlalu, berjalan menuju pintu balkon yang menyajikan halaman depan, Para prajurit berjajar, dengan senjata api dan seragam mereka bersiap untuk perang.

.

Jauh sekali dari tempatnya berasal, Seungkwan mengaduh sakit kala di dorong kencang. Matanya sudah terlalu lelah menangis, tenggorokannya tercekit tak sanggup lagi menjerit. Dalam lesu nya tubuh dan jiwa, yang Seungkwan bisa lakukan hanya mengikuti arahan para Alpha.

Pintu yang di jaga oleh orang orang berseragam terbuka begitu Seungkwan dan warga panti datang. Aula besar nan gelap berisi kumpulan orang, yang bisa di tebak bahwa mereka adalah Omega dan Alpha yang sengaja di kumpulkan.

Teriakan dan pukulan tak bisa di hindarkan, mereka yang berseragam punya wewenang mengatur para tahanan. Tunggu, Tahanan? Mereka bukan tahanan maupun tawanan!

"Boleh ku tanya mengapa kita di kumpulkan?" Dalam langkahnya Jongin berseru, "Setidaknya kami tahu apa kami pantas di perlakukan seperti it-"

"Diam Alpha!"

Berhadapan wajah, Wanita garang itu menatap Jongin tegas. Yang ditatap sama sekali tak takut, menusuk langsung pada pupil mata wanita berseragam, Jongin angkat bicara, "Jika itu alasannya, Maka seharusnya kau juga ada di posisi ku sekarang."

Bogeman di wajah tampan di dapatkan. Jongin mulai mengeluarkan feromonnya, Bertambah kala para penjaga yang lain mulai menahan lengan bahkan tubuhnya. Berontak yang di lakukan sia sia, Jongin justru di serang di tengah Aula.

Seungkwan menciut, jerit dan tangis anak anak terdengar. Baekhyun dan Jieun juga hanya bisa memohon supaya para penjaga berhenti menyakti Jongin. Namum apa daya mereka, Apalagi kala feromon feromon para Alpha mulai beradu adu dalam aula.

Seungkwan tak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

.

Jauh dari hutan hutan hijau. Pepohonan yang tumbuh tak serimbun di tempat kelahirannya. Jun memandang kapal kapal kecil yang berlayar ke arah pantai. Angin menimpa wajahnya di balkon kastil kerajaan Bathic yang menghadapkannya pada air lautan biru, indah namun terlihat sangat menakutkan menurutnya. Dalam diamnya ia tiba tiba terpikirkan masa lalu juga masa depan yang masih abu abu.

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang